Buleleng (Penabali.com) – Peternak babi di Pancasari, Buleleng, diminta untuk memanfaatkan limbah sayuran yang tersedia melimpah sebagai pakan fermentasi. Pemanfaatan limbah sayur dinilai dapat menjadi upaya dalam penyediaan pakan alternatif bagi ternak babi dan menjadi upaya dalam mengurangi timbulan limbah.
“Pemanfaatan limbah sayuran ini memiliki peranan yang besar untuk menekan biaya operasional khususnya dari sisi penggunaan pakan komersial. Aspek pakan merupakan salah satu dari tiga aspek yang menghabiskan sekitar 70-80% biaya produksi serta memberikan pengaruh signifikan terhadap suatu usaha peternakan” kata akademisi Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa Dr. I Gusti Agus Maha Putra Sanjaya, S.Pt., M.M., saat memberikan sosialisasi serangkaian Program Pengadian Kepada Masyarakat kerja sama Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa dengan Central Bicol State University of Agriculture Philippines di Pancasari, Senin (26/6/2023).
Agus Maha menjelaskan pemanfaatan limbah sayuran sebagai pakan babi melalui metode fermentasi dapat menjadi solusi dalam penyediaan pakan ditengah meningkatnya harga pakan komersial. Babi tersebar merata di seluruh wilayah kabupaten dan kota yang ada di pulau Bali. Kabupaten Buleleng tercatat sebagai kabupaten di Bali yang memiliki populasi babi terbanyak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali tahun 2022, populasi babi pada tahun 2022 di Kabupaten Buleleng tercatat sebanyak 111.573 ekor.
Sedangkan Mia Bella R. Fresnido dari Central Bicol State University of Agriculture Philippines, berharap dalam beternak babi, peternak agar memperhatikan penanganan limbah baik yang berupa padat, cair maupun polusi bau yang dihasilkan. Pengurangan polusi dari limbah ternak tersebut dapat dilakukan dengan manajemen pakan yang baik.
“Hal ini akan mendukung terciptanya ekotourism sehingga pengembangan sektor pariwisata dan peternakan di Desa Pancasari dapat berjalan dengan selaras,” ujar Mia. (rls)