Categories Buleleng Sosial Budaya

Bantuan Rehab Rumah Program RST Sebagai Pemantik, Pemberdayaan Masyarakat Lebih Bermanfaat

Buleleng (Penabali.com) – Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, mendorong masyarakat kurang mampu dan disabilitas tidak hanya diberikan bantuan seperti bedah rumah saja. Pemberdayaan setelah pemberian bantuan juga sangat penting untuk diberikan.

Hal tersebut diungkapkannya saat memberika sambutan pada kegiatan peletakan batu pertama bantuan Program Rumah Sejahtera Terpadu (RST) yang diberikan kepada masyarakat kurang mampu yang juga penyandang disabilitas tuna netra, I Gusti Ketut Arca, di Banjar Dinas Bukit Sakti, Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Rabu (12/7).

Pj. Lihadnyana menjelaskan untuk membantu masyarakat kurang mampu dan disabilitas, tidak berhenti pada pemberian bantuan seperti program RST ini. Pemberdayaan agar masyarakat kurang mampu dan disabilitas bisa melanjutkan hidup juga menjadi suatu hal yang sangat penting. Oleh karena itu, perbekel (kepala desa) diminta untuk benar-benar mendata dan menyampaikannya secara transparan.

“Saya juga sudah berbicara kepada pihak Kementerian Sosial (Kemensos) RI untuk tidak hanya memberikan program bedah rumah semacam ini. Namun, juga memberikan pemberdayaan sehingga bermanfaat bagi masyarakat di kemudian hari dan berkesinambungan. Seperti contoh pemberian bibit ternak,” jelasnya.

Pembangunan program RST ini juga dilakukan secara gotong royong melibatkan banyak pihak seperti desa, kecamatan, Taruna Siaga Bencana (Tagana), TNI, Polri dan Pramuka Peduli. Ini sebagai sebuah bentuk kepedulian seluruh pihak kepada sesama apalagi penerima merupakan seorang penyandang disabilitas.

“Kita juga akan galakkan gerakan masyarakat untuk gotong royong. Karena ini merupakan tanggung jawab kita bersama,” ujar Pj. Lihadnyana.

Kepala Dinas Sosial Buleleng, I Putu Kariaman Putra, menyebutkan RST ini merupakan program langsung dari Kemensos RI bagi masyarakat kurang mampu dan disabilitas. Jumlah bantuan sebesar Rp.20 juta hanya untuk membeli bahan. Sehingga, pelaksanaan dilakukan secara gotong royong dari seluruh pihak.

“Pembangunan dilakukan selama 10 hari. Nantinya, rumah bisa ditempati dengan layak,” sebut dia.

Program pemberdayaan juga akan terus diberikan apalagi penerima ini merupakan penyandang disabilitas tuna netra. Pemberdayaan yang diberikan diharapkan bisa memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.

“Program-program bantuan seperti PKH, BPNT hingga jaminan kesehatan sudah diberikan. Tinggal pemberdayaan saja. Sehingga, berkesinambungan dan kebutuhan dasar tidak menjadi masalah di kemudian hari,” ungkap Kariaman Putra.

Sementara itu, I Gusti Ketut Arca mengungkapkan rasa terimakasihnya karena sudah diberikan bantuan bedah rumah ini. Sehingga dirinya bisa menempati rumah yang layak. Menurutnya, rumah ini sudah lama rusak. Dengan bantuan ini, rumahnya bisa menjadi lebih baik.

“Saya berharap juga terus mendapatkan bantuan agar bisa bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya. (rls)