Dalam rangka Dies Natalis ke-1 tahun 2019, Universitas Bali Dwipa (UBAD) menggelar pengabdian masyarakat dengan memberikan pelatihan membuat kefir kepada ibu-ibu Tim Penggerak PKK se-Bali di kampus setempat di Jalan Pulau Flores No.5, Denpasar, Senin (15/7).
“Kami harapkan ibu-ibu PKK ini dapat melakukan praktek langsung membuat kefir dan bisa mengembangkannya minimal jadi home industry,” kata Rektor UBAD Dr. Ir. Ketut Suriasih, M.App.Sc., saat ditemui disela pelatihan ini.
Kefir merupakan minuman probiotik yang menyehatkan dan menyembuhkan. Kefir adalah susu yang difermentasi dan berasak dari Caucascus. Kefir dibuat dengan menginokulasi susu sapi, kambing atau domba dengan biji kefir. Dengan menginokulasikan bibit kefir dalam susu, maka susu mengalami perubahan secara biokimiawi dan memiliki ciri spesifik, seperti rasa adam yang segar dan mengental serta lebih awet dan dapat disimpan didalam refrigerator 100 C selama dua minggu.
“Kefir juga sangat bagus kalau dibuat dari susu sapi Bali. Ini yang kami dorong agar dikembangkan menjadi home industry di Bali,” imbuh Dr. Suriasih.
Disisi lain membuat olahan kefir juga sangat mudah dan bisa dibuat beraneka ragam minuman maupun makanan. “Bisa diolah jadi dressing salad, smoothi, jus, atau diminum langsung dengan diisi buah-buahan juga sama nikmatnya,” ungkap Dr. Suriasih.
“Untuk ibu-ibu PKK ini bisa membuat masker kefir dikembangkan lebih luas. Bisa juga buat olahan kefir jadi es mambo, coco kefir dan lainnya. Pangsa pasarnya juga luas, jadi gampang dijual,” sambungnya lagi.
Dalam pelatihan ini, juga dilakukan peluncuran buku yang berjudul, “Susu Sapi Bali Sebagai Satvika Bhoga”. Buku setebal 88 halaman ini, ditulis Dr. Ir. I Ketut Suriasih, M.App.Sc., yang juga Rektor UBAD, bersama suaminya, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, MP.
Sementara itu Ketua Yayasan Pendidikan Usadha Teknik Bali Dr. Ir. I Wayan Adnyana, S.H.,M.Kn., mengatakan peluncuran buku dan pelatihan pembuatan kefir ini sebagai bentuk sumbangsih UBAD untuk ikut menggali potensi kearifan lokal Bali menjadi prospek ekonomi kerakyatan untuk menggeliatkan UMKM.
“Kami beri pelatihan pengembangan wirausaha kepada ibu-ibu PKK agar olahan susu sapi dan kefir ini bisa kembangkan lewat home industri di PKK desa. Ini semoga bisa jadi salah satu produk lokal yang handal di Bali,” kata Doktor lulusan Universitas Brawijaya Malang ini.
Susu sapi Bali mengandung nutrisi yang cukup tinggi, air, protrin, lemak, laktosa, kalsium, fosfor dan energi. Bahkan kadar protein susu sapi Bali jauh lebih tinggi dari kadar protein susu sapi perah. Dengan pelatihan pengolahan ini, kefir susu sapi Bali punya segudang manfaat positif untuk kesehatan. Diantaranya mengatasi hipertensi, mengatasi keluhan jantung, meningkatkan stamina tubuh, menormalkan metabolisme tubuh dan membantu program penurunan berat badan, menurunkan kadar gula, serta manfaat kesehatan lainnya.
“Di bidang kecantikan, kefir juga bermanfaat mengencangkan kulit dan mengatasi penuaan dini. Penelitian terakhir juga menyebutkan kefir dapat membantu percepatan pemulihan stamina pasca olahraga berat yang cocok untuk para atlet. Kalau kalah dengan kefir pemulihan stamina hanya butuh waktu sehari sedangkan pruduk lainnya perlu dua hari,” ungkap penulis Dr. Suriasih. (wid)