Singaraja ( Penabali.com ) – Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pariwisata terus melakukan pengembangan terhadap sarana dan prasarana pariwisata. Salah satunya melalui pemasangan Dermaga Apung sepanjang 52 meter di Kawasan Lovina,Desa Kalibukbuk,Kecamatan Buleleng.
Pemasangan Dermaga ini pun sebagai salah satu upaya menyambut kedatangan kapal yacht dari berbagai negara yang direncanakan pada tanggal 4 – 6 oktober mendatang.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan, pembangunan dermaga apung ini sebagai bentuk perhatian dari pemerintah dalam pengembangan fasilitas perairan lovina. Apalagi dalam waktu dekat 46 kapal Yacht akan singgah ke Buleleng. Dinas Pariwisata Buleleng akan menyambut kedatangan mereka dengan menggelar North Bali Yacht Festival 2023.
“Ini bisa menjadi fasilitas pendukung buat wisatawan. Semoga nanti kita bisa alokasikan dana dermaga apung seperti ini untuk di perairan lainnya demi kemajuan pariwisata kita,” pungkasnya.
Dody menyebut, rombongan Yacht memang sudah beberapa kali singgah di lovina. Baik untuk berwisata, maupun untuk mengisi kebutuhan logistik. Kapal biasanya dilakukan dengan jarak 150 meter dari bibir pantai. Wisatawan kemudian turun ke daratan dengan menggunakan sekoci di dermaga apung nantinya.
Disinggung mengenai izin dermaga apung,ijinnya pun sudah keluar selama 30 hari dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Hanya saja kalau ijin permanen itu merupakan ranah dari Kementrian Kelautan RI.
“Dermaga apung sepanjang 52 meter itu merupakan batuan CSR dari salah satu perusahaan. Dermaga itu akan dipasang selama 30 hari, sesuai izin yang diberikan oleh Dinas Kelautan Bali,”terangnya.
Sementara itu, General Manager PT. Indah Sungai Lestari Hari Isrodi mengatakan pihaknya mempunyai peran membantu memberdayakan perekonomian di Indonesia. Dalam hal ini, PT. Indah Sungai Lestari memberikan CSR kepada Pemkab Buleleng berupa Dermaga Apung yang mempunyai panjang 52 meter persegi senilai 100 juta lebih. Selain mempunyai fungsi sebagai dermaga, alat ini juga sering digunakan di perairan lainnya seperti di sungai dan danau sebagai tempat penghambat sampah
“Jadi, kami melihat beberapa potensi tempat yang belum berkembang, nah kami bantu disini agar lebih menggeliat lagi usaha pariwisatanya. Kebetulan ini yang pertama di Buleleng,” tegasnya. ( ika )