Categories Denpasar Figur Inovasi

Ketua STMIK Primakara I Made Artana: Kalau Salah Analisa, Startup Bisa Gagal

Jumlah usaha rintisan atau startup di Indonesia dirasa makin meningkat tiap tahunnya. Beberapa startup ada yang sukses bahkan mampu menjadi unicorn maupun decacorn. Namun demikian, tak sedikit pula yang terpaksa “tereliminasi”.

“Pembunuh startup salah satunya adalah no market need. Dia bikin sesuatu tapi tidak ada yang beli,” kata Ketua STMIK Primakara I Made Artana, S.Kom., M.M., disela pembukaan acara Primakara Startup Expo’2019, Sabtu (20/7) kemarin, di Plaza Renon, Denpasar.

Lebih lanjut Artana menerangkan, produk startup tak ada yang beli ataupun pakai karena diawal dia salah menganalisa pasar. Ketika akan membangun startup, dia memang telah menganalisa apa yang menjadi trend di masyarakat. Lalu kemudian dia ciptakan produk. Namun apa yang terjadi, produk itu kemudian tak ada yang melirik karena terjadi pergerseran keinginan dari masyarakat atau pasar.

“Makanya di Primakara kami bekali mahasiswa market analisis,” ujar peraih Technopreneur Award dari Majalah M&I ini.

Selain punya market analisis yang detail, cermat dan komprehensif, startup juga harus “strong” dari berbagai terpaan angin. Seperti namanya, startup, memulai usaha rintisan tentu akan mengalami pasang surutnya. Tak ada bayi baru lahir langsung bisa berdiri. Ilustrasi itu rasanya tepat bagi para startup untuk mulai merintis dan membangun usahanya.

“Membangun startup itu harus kuat timnya. Tak bisa semua tim orang teknis tapi tak ada tim marketingnya untuk ngurusi sisi bisnisnya, ataupun sebaliknya. Jadi semua tim di startup punya peran masing-masing sehingga usahanya bisa jalan,” jelas Artana yang kini sedang menempuh pendidikan Doktor Ilmu Manajemen di Universitas Udayana.

Tujuan menjadi startup adalah memberikan solusi bagi permasalahan yang terjadi di masyarakat. Karena itu, sebuah startup harus selalu kreatif dan inovatif menciptakan produk atau karya sehingga menjadi solusi terhadap permasalahan yang ada di masyarakat. Karena itu, untuk bisa menciptakan produk yang benar-benar diminati, selain ditentukan pasar, startup juga harus kuat modalnya.

“Startup memang harus kuat modalnya, Selain itu pendirinya atau owner juga harus hidup agar usahanya bisa tetap jalan,” ucap owner kampus Alfa Prima ini.

Sebagaimana membangun sebuah usaha rintisan, memang harus tahan banting dan punya mental baja. Jika gagal, maka harus bangkit lagi. Tentunya, didalam kegagalan itu harus punya evaluasi, meriset apa dan bagaimana strategi selanjutnya agar tidak lagi gagal dalam membangun sebuah usaha.

“Selalu belajar dari kegagalan adalah kunci sukses. Setiap pilihan pasti ada plus minusnya. Kalaupun nanti setelah tamat kuliah jadi pegawai maka jadilah pegawai yang punya jiwa kewirausahaan,” tutupnya. (red)