Badung (Penabali.com) – Moonkey Group dengan bangga merilis film berjudul “Murder Below Deck”, yaitu film Amerika pertama yang lokasi syutingnya sepenuhnya diambil di Bali, Indonesia. Film ini diproduksi bersama oleh perusahaan produksi yang berbasis di Los Angeles, Goodform LA, sebelum diakuisisi untuk streaming oleh platform TV dan online Amerika, Lifetime. Film ini akan tayang perdana di acara karpet merah yang mewah di Bali pada hari ini, 13 September 2024 kemarin.
Film ini dibintangi oleh Harley Alexander, Alex Trumble, Nadine Alexandra, Quisha Saunders, Oliver Pras, Joseph J. U. Taylor, Taylor Davey, dan Caroline Zachrie. Pemeran ansambel ini menghadirkan perpaduan dinamis antara bakat internasional dan lokal Indonesia, mencerminkan keragaman ‘pertemuan Timur dan Barat’ yang menjadi ciri khas Bali yang dikenal dan dicintai dunia.
Disutradarai oleh Brian L. Tan “BLT”, yang dikenal terutama melalui pembuatan film aksi pertama Bali, Anomaly, Murder Below Deck adalah thriller yang terinspirasi dari Murder On the Orient Express, namun berlatar belakang keindahan pantai Bali yang menakjubkan. Film ini mengikuti kisah seorang wanita yang berhenti dari pekerjaannya di perusahaan untuk bekerja di kapal pesiar mewah sepanjang 50 meter di Bali bersama sahabatnya – hanya untuk menyaksikan sebuah pembunuhan di lautan.
Film ini berdurasi selama 90 menit dan akan tayang di platform digital Lifetime di AS.
“Syuting di Bali memungkinkan kami menangkap keaslian dan kehidupan yang tidak bisa direplikasi di tempat lain. Sebagai seseorang yang tinggal di sini, saya sangat bangga menampilkan keindahan alam Bali dan bakat lokal yang luar biasa ke seluruh dunia,” ujar sutradara film Murder Below Deck, Brian L. Tan “BLT”.
Mantan Miss Indonesia Universe 2011, Nadine Alexandra, yang telah menjalani karier panjang di dunia perfilman Indonesia menyatakan kebanggannya karena sinema Indonesia sebagai film fitur Amerika/Hollywood pertama yang sepenuhnya diambil di Bali, menampilkan tidak hanya pantai yang ikonis dan keindahan alam pulau ini, tetapi juga kekayaan budaya tersembunyi yang dimilikinya. “Ini adalah pengalaman yang sangat berkesan dan saya berharap menjadi awal dari banyak produksi bersama antara Bali dan Hollywood,” ujarnya.
Film ini di produksi selama 15 hari dan film ini juga menampilkan kapal pesiar baru, Song of Songs, yang debut pertama kali di layar sebagai kapal pesiar fiberglass terbesar kedua di dunia yang pernah dibuat.
Penayangan film ini dengan karpet merah perdana dilaksanakan di Balism, Pererenan, Badung (13/9/24) kemarin. (ika)