Singaraja (penabali.com) – Dunia musik Bali kembali diramaikan dengan rilisnya lagu “Nyepi”, sebuah single terbaru yang diperkenalkan pada 25 Maret 2025. Lagu ini diciptakan secara khusus untuk menyambut Hari Raya Nyepi, hari suci bagi umat Hindu yang identik dengan keheningan dan refleksi diri.
Pencipta lagu ini, Gede Angga Prasaja, mengungkapkan bahwa “Nyepi” menjadi karya pertamanya yang secara khusus mengangkat tema perayaan agama Hindu. Berbeda dengan lagu-lagu bertema Nyepi yang umumnya berfokus pada Pengrupukan dan Ogoh-Ogoh, lagu ini menghadirkan makna lebih mendalam tentang hakikat keheningan dan introspeksi diri.
“Saya ingin menghadirkan lagu yang benar-benar menggambarkan esensi Nyepi. Ini bukan hanya tentang tradisi, tetapi juga tentang perjalanan batin dan refleksi diri,” ujarnya.
Salah satu bagian lirik yang menjadi sorotan dalam lagu ini adalah “Ada saatnya harus kita jeda, berhenti sejenak dari biasa, selamat membersihkan hati kita, merayakan keheningan diri.” Menurut Angga Prasaja, lirik tersebut menggambarkan bagaimana Hari Raya Nyepi memberikan kesempatan bagi dunia untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan.
“Momen ini menjadi waktu yang tepat bagi setiap individu untuk merefleksikan diri, membersihkan hati, dan menjauhkan pikiran dari hal-hal negatif,” tambahnya.
Dalam segi musik, lagu “Nyepi” hadir dengan nuansa berbeda dari lagu-lagu perayaan Nyepi pada umumnya yang sering bergenre rock atau penuh semangat seperti musik Ogoh-Ogoh. Kali ini, ia memilih aliran mellow dengan sentuhan gamelan Bali, menciptakan suasana yang lebih tenang dan selaras dengan spirit keheningan Nyepi.
“Saya ingin lagu ini bisa didengar dengan tenang, karena Hari Raya Nyepi kan memang harus tenang. Semoga lagu ini bisa menjadi bagian dari perayaan Nyepi di tahun-tahun berikutnya dan bisa dinikmati oleh masyarakat luas,” katanya.
Tak hanya Lagu “Nyepi”, Angga Prasaja yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Adat dan Tradisi Dinas Kebudayaan Buleleng telah menciptakan banyak lagu bertema daerah, diantaranya Lagu HUT Kota Singaraja Jiwaku Bersamamu (411), Prestasi Untukmu Singarajaku (412), Disiplin Diri Bangkit Pertiwi (417), Bangkit Berseri (418), Buleleng Bisa (419), Buleleng Berbangga (420). Lagu untuk Buleleng Development Festival Melaju Bersama Buleleng Maju (2023), Buleleng Berbangga untuk Nusantara (2024) serta Lagu bertema daerah lainnya, Taman Bung Karno Singaraja. Selain lagu-lagu bernuansa daerah, ia juga memiliki beberapa karya dengan tema universal, seperti,Salah dari Pertama, Arti Hidup, Sebagai Harmoni, Lagu untuk Ibu, dan Memang Buaya.
“Saya ingin setiap lagu yang saya ciptakan memiliki makna yang bisa dirasakan oleh semua orang. Musik adalah media yang kuat untuk menyampaikan pesan,” tutupnya.(uka)