Denpasar (Penabali.com) – Sejalan dengan perayaan Hari Kesaktian Pancasila, Rabu (1/10/2025), PT BPR Sukawati Pancakanti atau lebih dikenal dengan BPR Kanti menggelar acara tahunan Stakeholder Gathering 2025 di Grand Ballroom Hongkong Garden Restaurant, Denpasar. Ajang ini sekaligus menjadi momen perayaan HUT ke-36 BPR Kanti, yang dirayakan penuh makna dengan melibatkan pemerintah, regulator, mitra kerja, masyarakat, hingga keluarga besar BPR Kanti.
Mengusung tema “BPR Kanti dalam Implementasi Community Bank Memperkuat Perekonomian Daerah”, acara ini dihadiri ratusan undangan dari berbagai kalangan. Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba, SE., MM., menegaskan bahwa Stakeholder Gathering bukan sekadar temu nasabah, melainkan forum simakrama yang mempererat hubungan dengan seluruh pemangku kepentingan.
“Hidup-matinya perusahaan di Bali tidak lepas dari desa adat dan hukum adat. Pariwisata Bali hanya akan lestari bila dijaga adat dan budaya. Karena itu, BPR Kanti konsisten mendukung desa adat sebagai penjaga harmoni Bali,” ujar Amitaba.
Acara tahun ini menampilkan sejumlah agenda penting, antara lain:
-
Peluncuran Buku “Menata Perkawanan Sebelum Perkawinan” karya Prof. Wayan P. Windia, yang ditujukan bagi generasi muda untuk memperkuat ketahanan keluarga.
-
Penganugerahan MDA Kanti Kertha Bali Nugraha 2025 kepada sejumlah desa adat yang berhasil menyelesaikan persoalan secara mandiri melalui prinsip restorative justice.
-
Penganugerahan Kanti Media Bali Nugraha 2025 kepada lebih dari 30 media massa yang mendukung kiprah BPR Kanti.
-
Program CSR “Kanti Ngayahin Para Pengayah” berupa punia untuk pecalang serta bantuan bagi lima banjar terdampak bencana banjir.
-
Pengundian Hadiah Utama Tabungan ArisanKu dengan hadiah mobil Toyota Fortuner.
-
Perayaan HUT ke-36 BPR Kanti yang dirangkai sederhana namun penuh kebersamaan.
Tak hanya itu, BPR Kanti juga memperkenalkan produk inovatif “ArisanKU Destinator”, tabungan dengan konsep arisan yang memberikan kesempatan memenangkan hadiah menarik.
Sejak lama, BPR Kanti menunjukkan konsistensinya dalam mendukung keberadaan desa adat di Bali. Tahun 2011, BPR Kanti menerbitkan buku “Hukum Adat Bali: Aneka Kasus & Penyelesaiannya” yang bahkan diserahkan ke Mahkamah Agung RI. Pada 2023, lembaga ini juga menandatangani MoU dengan MDA Bali di Pura Samuan Tiga, Gianyar, sekaligus melaksanakan pelatihan TOT bagi calon pelatih penyelesaian persoalan adat.
“Bali yang damai dan aman hanya bisa terwujud jika adat dan budaya tetap kokoh. Itulah dasar bagi masyarakat untuk berkarya dan membangun,” tegas Amitaba.
Dalam sambutannya, Amitaba juga menyinggung kebijakan pemerintah terkait alokasi dana Rp200 triliun. Ia berharap kebijakan itu tidak melemahkan lembaga keuangan kecil seperti BPR, koperasi, dan LPD, melainkan justru memperkuat perannya dalam mendukung perekonomian rakyat.
BPR Kanti juga menaruh perhatian besar pada pemberdayaan perempuan dan generasi muda. Hal ini diwujudkan lewat seminar nasional “Memuliakan Wanita” pada awal 2025 yang diikuti 1.500 peserta bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Provinsi Bali.
“Perempuan, ibu, dan generasi muda adalah pilar menuju Indonesia Emas 2045. Mari bersama menjaga adat, budaya, dan ekonomi Bali demi masa depan bangsa,” tambah Amitaba.
Gubernur Bali, Wayan Koster, melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Bali, Dr. Luh Ayu Aryani, memberikan apresiasi atas kontribusi BPR Kanti yang konsisten memperkuat perekonomian daerah.
Sementara itu, perwakilan OJK Bali, Dr. Irhamsah, menilai BPR Kanti sebagai contoh nyata community bank yang mampu menyerap aspirasi masyarakat. “BPR tidak cukup hanya sehat secara angka, tetapi juga harus transparan, akuntabel, dan memberikan pelayanan terbaik,” tegasnya.
Guru Besar FH Universitas Udayana, Prof. Wayan P. Windia, turut mengapresiasi BPR Kanti atas dukungannya dalam peluncuran buku barunya. “Baik perkawanan maupun perkawinan sama-sama membutuhkan kesetiaan. Buku ini penting untuk generasi muda dalam menata masa depan,” ujarnya.
Didirikan pada 27 September 1989 di Gianyar, BPR Kanti lahir dari semangat membangun perekonomian berbasis masyarakat adat. Dengan nama “Pancakanti” yang berarti lima sahabat sejati, lembaga ini berkembang dari bank desa menjadi salah satu BPR terbesar di Bali, dengan visi menjadi community bank yang selalu menghadirkan solusi, inovasi, serta tetap berpijak pada kearifan lokal.
Lebih dari tiga dekade perjalanan, BPR Kanti kini bukan hanya hadir sebagai penyedia jasa keuangan, tetapi juga sebagai mitra budaya, sosial, dan ekonomi masyarakat Bali. (ika)