Momentum peringatan Hut ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia, brnar-benar dimanfaatkan dengan kegiatan positif oleh DPK Peradah Indonesia Bangli bersama Bank Sampah Sibuh Nirmala Kedisan, ST. Dharma Eka Paksi Kedisan, dan Jegeg Bagus Bangli dengan melakukan gerakan sampah plastik di kawasan Danau Batur, Desa Kedisan, Kintamani, Sabtu (17/8) sore.
Kegiatan dilakukan dengan menyisir tepian danau sepanjang kurang lebih 700 meter di utara Dermaga Kedisan. Meski rute yang dilalui tak terlalu panjang, sampah plastik yang berhasil dikumpulkan mencapai belasan kantong. Sampah plastik tersebut beragam jenis, mulai dari sisa plastik pertanian, sisa pembungkus detergen, botol plastik, hingga styrofoam.
Ketua Bank Sampah Sibuh Nirmala, I Gede Putrayasa Tangkas, didampingi Ketua DPK Peradah Indonesia Bangli, I Ketut Eriadi Ariana, Ketua ST. Dharma Eka Paksi Gede Doddy Arie Kresna, serta perwakilan Jegeg Bagus Bangli, Gede Yoga Mudana Putra, mengatakan gerakan bersih-bersih sampah plastik yang dilakukan pihaknya sejatinya telah berlangsung kurang lebih tiga tahun terakhir. Berawal dari aksi bersih-bersih itu pula Bank Sampah Sibuh Nirmala terlahir.
“Kami konsisten melaksanakaan setiap minggu. Awalnya membersihkan sampah, tapi masalah sampah ternyata sangat kompleks. Setelah kami kumpulkan tidak ada tempat pembuangan, sehingga sampah hanya berpindah saja, tidak melahirkan solusi. Oleh karena itulah dua tahun lalu Bank Sampah Sibuh Nirmala akhirnya kami buat,” ungkapnya.
Selain mengolah sampah plastik, pihaknya kini juga merambah pengolahan kompos dari sampah organik. Melalui proses pengolahan tersebut, sampah yang tidak bernilai akhirnya dapat kembali bernilai.
“Gerakan kami semata-mata awalnya hanya ingin meminimalisir masalah sampah. Jika sampah sampai mencemari danau, itu bisa menimbulkan masalah bukan hanya bagi penduduk sekitarnya, tapi juga bagi masyarakat Bali secara umum, sebab Danau Batur adalah kehidupan bagi Bali. Kalau berdoa saja, tanpa melakukan sesuatu, itu sama saja mubazir,” tandasnya sembari mengajak masyarakat Bali peduli dengan Danau Batur.
Pandangan tak jauh berbeda dinyatakan Eriadi Ariana. Pihaknya sebagai simbol pemuda Bangli berharap momentum ini dapat menjadi pijakan awal yang akan menggugah kepedulian masyarakat, khususnya masyarakat tepi Danau Batur untuk menjaga danau terbesar di Bali itu.
“Jika Gubernur Bali tahun lalu mengeluarkan Pergub 97 tahun 2018 sebagai upaya membatasi timbulan sampah plastik, masyarakat di Kedisan sudah bergerak nyata sejak 2016 lalu, dan catatan pentingnya, garakan ini dilakukan secara swadaya. Artinya, kesadaran tentang menjaga lingkungan sudah tersemai di masyarakat, sekarang tinggal menjaga semangat ini dengan gerakan berkelanjutan. Kalangan muda jelas harus ambil bagian,” ucapnya.
Sementara itu, melihat kondisi pesisir danau yang memprihatinkan, pihaknya berharap pemegang kebijakan dapat memberikan solusi terbaik yang tegas dan terarah. “Peneliti Universitas Udayana menyatakan Danau Batur sudah dinyatakan tercemar dan mendangkal, baik karena efek dari pertanian maupun budidaya ikan keramba jaring apung. Untuk itu, perlu diambil langkah yang strategis, agar tak ‘membunuh’ salah satu, baik masyarakat petani, petani ikan, nelayan, juga bagi Danau Batur. Penegakan aturan tentang sempadan danau tampaknya perlu diambil. Kalau kita lihat tadi, pesisir danau kini telah berlumpur, beda jauh dengan puluhan tahun lalu yang masih bersih,” pungkasnya.
Di akhir bersih sampah plastik, kegiatan juga diisi dengan pembentangan bendera merah putih di Danau Batur. Meski tak terbentang sempurna lantaran angin yang kencang, peserta tampak sangat bersemangat menunjukkan rasa nasionalismenya diiringi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. (red)