(Puspen TNI). Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Joni Supriyanto, menyatakan kerja sama pertahanan yang dibentuk oleh negara anggota ASEAN Defence Minister Meeting (ADMM) Plus merefleksikan upaya strategis untuk membangun rasa saling percaya dan saling menghormati.
Kerjasama pertahanan tersebut diimplementasikan melalui kegiatan latihan bersama yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan serta keterampilan teknis yang dimiliki untuk menunjang pelaksanaan tugas-tugas perdamaian dunia maupun tugas lain di forum internasional.
Dari berbagai bidang kerja sama pertahanan yang telah dicanangkan, Peace Keeping Operation (PKO) dan Humanitarian Mine Action (HMA) merupakan objek keterampilan yang sangat diperlukan dalam mendukung implementasi dari manajemen konflik dalam spektrum perdamaian dan keamanan.
“Kedua bidang ini memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain, khususnya dalam upaya meredam terjadinya konflik yang berkepanjangan serta untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh konflik yang terjadi”, ujar Kasum TNI membacakan sambutan Panglim TNI pada saat menutup ASEAN Defense Ministers Meeting (ADMM) Plus Expert Working Group on Peacekeeping Operation (EWG on PKO) dan Humanitarian Mine Action (HMA) Field Training Exercises (FTXs) Tahun 2019 bertempat di Auditorium PMPP TNI, Sentul Bogor, Jumat (20/9/2019).
Sejalan dengan inisiatif Action For Peace Keeping (A4P) yang telah digagas Sekjen PBB, Mr. Antonio Guterres pada tahun 2018, pelaksanaan latihan bersama ADMM Plus dengan tema “Regional Cooperation on Global Peace Operation” merupakan aplikasi dari upaya untuk peningkatan kemampuan (capacity building and performance) serta kerja sama (partnership) yang harus terus dibangun secara kompehensif untuk meningkatkan profesionalisme para Peace Keeper di daerah penugasan.
Panglima TNI dalam sambutannya juga menyatakan, latihan ADMM Plus yang dilaksanakan merupakan latihan terbesar yang pernah diselenggarakan seluruh Angkatan Bersenjata negara-negara di ASEAN dan negara mitra wicara.
“Semoga hal-hal yang telah dilatihkan dapat memberikan pengalaman dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh para peserta latihan sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat disebarluaskan kepada rekan-rekan di negara masing-masing”, katanya.
Latihan gabungan yang dilaksanakan Indonesia, Australia, Rusia dan Laos tersebut, kata Panglima TNI, dapat menjadi cerminan komitmen negara-negara di kawasan untuk meningkatkan kerja sama antar negara guna mencapai tujuan bersama, membangun saling percaya dan tercapainya kesetaraan, sehingga kemudian mendorong terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Kegiatan latihan bersama di bidang Peace Keeping Operation (PKO) dan Humanitarian Mine Action (HMA) tersebuty dilaksanakan mulai tanggal 14 September 2019 dan diikuti 52 orang Subject Matter Expert (SME), 14 instruktur, 67 orang observer, 227 orang peserta, 80 orang role player serta 271 orang pendukung latihan dari 18 negara. (red)