Masyarakat diminta terus waspada terhadap penawaran-penawaran investasi ilegal. Jika dilihat dari data yang dikeluarkan Satgas Waspada Investasi, kerugian materi yang dialami masyarakat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir 2008-2018 mencapai Rp88,8 triliun.

“Agar masyarakat tidak terjerat investasi ilegal, apabila ada penawaran yang menggiurkan maka kenalilah 2 L, Legal dan Logis,” kata Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L. Tobing, Rabu (25/9/2019), dalam acara edukasi waspada investasi ilegal dan penyampaian informasi tentang kinerja industri keuangan Provinsi Bali di Sanur, Denpasar.

Tongam Lobing menjelaskan 2 L itu. Legal. Artinya kalau ada penawaran cek dulu legalitasnya, ijinnya, kegiatannya, dan produknya. Logis, artinya rasional, tidak benar jika ada yang menawarkan suku bunga satu persen per hari atau bahkan lebih.

“Kalau kita bandingkan suku bunga rata-rata deposito hanya enam persen per tahun, tidak masuk akal kalau ada yang menawarkan satu persen per hari. Karena itu masyrakat perlu waspada,” ujar Tongam Lobing mengingatkan.

Masyarakat kerap menjadi korban investasi ilegal karena masyarakat mudah tergiur bunga tinggi. Masyarakat juga belum paham investasi, dan pelaku investasi ilegal kerap memakai tokoh agama, tokoh masyarakat maupun tokoh selebriti untuk menggaet, meyakinkan dan menarik masyarakat agar mau berinvestasi.

“Strategi yang dilakukan satgas investasi adalah secara terus menerus mengedukasi masyarakat dan melakukan tindakan preventif. Kita didik masyarakat kita kenali produk-produk ilegal itu seperti apa ciri-cirinya dengan bunga tinggi tanpa resiko tanpa ijin dan cenderung merugikan,” jelasnya.

Tongam Tobing berharap, masyarakat akan semakin cerdas untuk berinvestasi. Ia memberikan tips berinvestasi. Antara lain teliti legalitas lembaga dan produknya, pahami proses bisnis yang ditawarkan, pahami manfaat dan resikonya, serta pahami pula hak dan kewajibannya.

“Yang terpenting sebelum berinvestasi kenali lembaga dan produknya”, tegasnya. (red)