Ketua Tim Penggerak (TP PKK) Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster meminta semua pihak agar memberikan ruang berkesenian seluas-seluasnya kepada para penyandang disabilitas sehingga memiliki kesempatan yang sama dengan masyarakat lainnya.
“Jangan para penyandang disabilitas lantas dikucilkan dan dipisahkan dari mereka yang beruntung dikarunia fisik yang sempurna,” ujar Ny. Putri Suastini Koster saat memberi sambutan pada pembukaan Festival Kesenian Bali (FKB) Penyandang Disabilitas, bertempat di Gedung Kriya, Taman Budaya Provinsi Bali, Jumat (4/10/2019).
Mengawali sambutannya, istri orang nomor satu di Pemprov Bali itu menyampaikan rasa haru dan bangga karena bisa hadir ditengah-tengah para seniman yang memiliki talenta yang luar biasa. Perempuan yang juga dikenal sebagai seniman panggung ini mengatakan, kemampuan berkesenian para penyandang disabilitas tak kalah dengan mereka yang dikaruniai kesempurnaan fisik.
“Kurangnya kan hanya sedikit yaitu di raga, sedangkan jiwa dan semangatnya belum tentu kalah,” ujar pemain drama klasik ini.
Ibu dua putri ini juga menambahkan, dalam berkesenian para penyandang disabilitas tak mesti seratus persen meniru mereka yang memiliki kesempurnaan fisik. Ia lantas mencontohkan salah satu jenis tari penyambutan yang dibawakan penari diatas kursi roda.
“Jika punya kekurangan di kaki, penari bisa menekankan gerakan tangan, kepala dan seledetan mata. Seperti yang dilakukan anak-anak tadi. Itu menjadi daya tarik luar biasa. Harus disiasati, karena kreativitas itu justru muncul karena keadaan,” tambahnya.
Oleh sebab itu, Ia mendorong para seniman disabilitas jangan pernah surut dalam mengasah kemampuan. “Yang punya bakat megambel, latihlah megambel, yang berbakat menari, silahkan belajar menari,” dorong perempuan yang populet disapa Bunda Putri ini.
Pada bagian lain, Ny. Putri Suastini Koster melontarkan ide pembangunan kampung disabilitas. Menurutnya, akan sangat luar biasa kalau Bali bisa mewujudkan sebuah tempat khusus bagi penyandang disabilitas, dimana semua kegiatannya dilaksanakan di sana.
“Bukan untuk memisahkan mereka, tapi disana tempat mereka berkiprah, mengasah keterampilan dan ajang memasarkan hasil kreativitas mereka,” paparnya.
Lebih dari itu, keberadaan kampung disabilitas akan mengoptimalkan upaya pengembangan potensi mereka. “Misalnya mereka butuh seniman untuk melatih, kita datangkan ke sana,” ujarnya sembari berharap idenya itu bisa segera terwujud.
Sementara itu, Ketua Yayasan Bunga Bali I Gusti Bagus Alit Putra selaku penggagas acara menghaturkan terima kasih atas perhatian serius Ny. Putri Suastini Koster terhadap perkembangan kesenian khususnya yang dilakukan para penyandang disabilitas.
Menurut Alit Putra, yayasan yang dikelolanya menaungi tak kurang dari 7.000 penyandang disabilitas yang tersebar di seluruh Bali. Aktivitas yayasan yang berdiri sejak tahun 2003 ini antara lain memberi bantuan pengobatan dan mewadahi kreativitas penyandang disabilitas.
Ia berharap, dengan dukungan Pemprov Bali, FKB Penyandang Disabilitas bisa menjadi agenda tahunan. (red)