Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar melepas ekspor komoditas pertanian dengan total 46,2 ton atau setara dengan Rp.5,7 milyar, Sabtu (12/10/2019), di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar.
Komoditas pertanian itu adalah kacang mede sebanyak 20 ton senilai Rp.2,6 milyar dengan tujuan negara ke Austria. Bawang Merah sebanyak 1 ton senilai Rp.15 juta. Bawang merah ini dikirim perdana ke Jepang dan komoditas pertanian yang terbaru dan unik berupa Premium Cricet Powder tepung jangkrik sebanyak 100 kg senilai Rp.35 juta dengan tujuan ekspor ke Inggris. Selain itu, juga ada komoditas pertanian berupa biji kopi Kintamani sebanyak 25 ton dengan tujuan ekspor Amerika dan Korea.
“Kawal terus akselerasi ekspor komoditas pertanian, permudah dan layani eksportir, agar tren ekspor komoditas pertanian kita terus meningkat setiap tahunnya,” kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Ir. Ali Jamil, MP., Ph.D., didampingi Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, drh. I Putu Terunanegara, MM., disela acara.
Ali Jamil mengatakan, ekpor komoditas pertanian seperti bawang merah, kacang mede, dan kopi selain tepung jangkrik, adalah komoditas yang sudah sering diekspor. Namun yang menjadi nilai plusnya adalah negara yang dituju merupakan pertama kali atau perdana. Menurut Ali Jamil, penambahan jumlah negara tujuan ekpor merupakan indikator peningkatan kinerja ekspor Indonesia.
“Seperti mede dan bawang merah sudah sering kita ekspor. Tapi sekarang ekspornya ke Austria untuk mede dan bawang merah ke Jepang. Nah kalau jangkrik yang dikirim itu bagus tapi belum hebat. Tapi kalau yang sekarang ini sudah dalam bentuk olahan tentu kita berharap nilai tambahnya akan naik. Ini terobosan luar biasa,” ungkapnya.
Ali Jamil juga mengatakan, kinerja ekpor Indonesia di era Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla dalam lima tahun terakhir volumenya mencapai 9 juta ton. Kalau nilainya mencapai lebih dari 400 triliun rupiah. Selain kinerja ekspor yang meningkat, jumlah eksportir utamanya eksportir dari generasi milenial juga dikatakan Ali Jamil, mengalami trend yang positif, disamping juga pasar ekspor yang terus bertambah. Kondisi ini tentu sejalan dengan branding Kementan yakni ‘Agro Gemilang’ atau Ayo Galakkan Ekspor Melalui Generasi Milenial Bangsa.
“Kreativitas produksi komoditas pertanian tentu sejalan dengan cita-cita mulia untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045,” ujar Ali Jamil.
Sementara itu eksportir tepung jangkrik, Agung Asmara, mengaku permintaan jangkrik sebagai protein alternatif, cukup tinggi dari luar negeri. Meski diakuinya juga, produk makanan dari bahan dasar jangkrik ini belum begitu populer di Indonesia.
“Saya berterima kasih kepada semua pihak terutama Badan Karantina Pertanian yang telah membantu semua proses ini. Produk ini masih kita produksi di Denpasar,” ucap eksportir muda asal Gianyar ini. (red)