Diageo Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam menyebarluaskan sikap bertanggungjawab terhadap alam dan lingkungan. Sikap bertanggungjawab secara ekologis dan bakti terhadap kelestarian alam dan lingkungan kali ini, dilakukan di Desa Nyambu, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.
“Kami ingin berkontribusi mengurangi sampah plastik secara global dan itu sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu dimulai langkah kecil kami dengan mengganti gelas plastik ke kertas dan itu sudah kami diterapkan ke seluruh kantor Diageo di seluruh dunia. Di Indonesia inisiatif ini merupakan program lanjutan Diageo kepada dukungan terhadap desa wisata ekologis khususnya di Desa Nyambu,” jelas Director Diageo Indonesia, Dendy A. Borman, disela kegiatan workshop, Minggu (24/11/2019), di Balai Banjar Kebayan, Desa Nyambu, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.
Dendy juga mengatakan, untuk mendukung komitmen Diageo Indonesia dalam upaya menjaga bumi tetap sehat utamanya dalam memerangi sampah plastik khususnya plastik sekali pakai, pihaknya menggandeng Saraswati, (sebuah komunitas yang peduli terhadap penanganan sampah plastik), dan melibatkan warga Desa Nyambu.
Upaya Desa Nyambu untuk memperkuat “predikat” sebagai desa wisata ekologis, Diageo memiliki tanggungjawab dan kepedulian untuk ikut berperan aktif bersama-sama masyarakat dengan mengedukasi warga tentang mengelola dan mengolah sampah plastik utamanya plastik sekali pakai.
Dengan mengambil langkah besar menuju masyarakat bebas plastik, Diageo ingin memberikan bumi waktunya kembali dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Berkolaborasi komunitas peduli Saraswati, Diageo Indonesia mengumpulkan warga desa untuk memulai edukasi mengenai bahaya sampah plastik tak hanya bagi lingkungan tapi juga kesehatan termasuk bagaimana mengolah sampah plastik. Diageo Indonesia terus berkampanye mengurangi bahan plastik ke bahan yang ramah lingkungan.
“Diageo ingin menggerakkan masyarakat Bali untuk menjadi lebih inklusif dan mendorong perilaku yang bertanggungjawab untuk juga menjadi bagian dari tanggungjawab terhadap lingkungan. Satu langkah kecil namun memberikan dampak yang besar dan kami percaya sekarang adalah saatnya untuk mulai memberi kembali kepada bumi,” ucap Dendy.
Dalam komitmen lingkungan ini, ucap Dendy, Diageo Indonesia akan terus mengembangkan gerakan cinta lingkungan ini dengan memberikan lebih banyak inisiatif untuk mengedukasi, mengadvokasi dan menginspirasi banyak orang untuk lebih bijak menggunakan plastik sekali pakai demi keberlanjutan kehidupan yang sehat untuk anak cucu.
Kegiatan workshop yang dilaksanakan di Balai Banjar Kebayan, melibatkan warga Desa Nyambu. Mereka terlihat antusias untuk belajar bagaimana mengatasi sampah plastik sekali pakai sesuai kebiasaan yang mereka lakukan selama ini.
Esther Margaretha dari Assistant Project Manager Saraswati, mengungkapkan workshop ini lebih banyak mendengar, mendorong, dan memfasilitasi warga desa bagaimana kiat-kiat mereka dalam menangani sampah plastik utamanya plastik sekali pakai.
“Daripada kita sendiri merancang dan menentukan masyarakat harus melakukan apa, lebih baik kita kasi mereka gambaran dan mempetakan apa tantangan masyarakat dan penanganan mereka dalam mengolah sampah plastik, baru disana kita bersama-sama mencari solusi tepatnya bagaimana. Jadi bukan kita yang merancang masyarakat harus melakukan apa, kita hanya memfasilitasinya masyarakat yang menentukan,” papar Margaretha didampingi Project Manager Saraswati, Tiara Permadi.
Desa Nyambu telah mengukuhkan diri sebagai desa ekowisata sejak tahun 2015 dan diresmikan setahun kemudian oleh Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti. Sejak menyandang sebagai desa ekowisata, Desa Nyambu terus berbenah baik infrastrukturnya maupun peningkatan sumber daya manusia dalam menyambut kehadiran wisatawan, terutama didalam pelayanan atau hospitality.
Tiara Permadi mengungkapkan, warga Desa Nyambu sudah punya kesadaran untuk mengurangi sampah plastik namun solusinya masih jangka panjang di pengolahan sampah. Komitmen dan tanggungjawab sosial Diageo Indonesia dengan menggandeng Saraswati untuk menginisiasi langkah penanganan sampah plastik, menurut Tiara, patut diapresiasi. Karena itu, langkah ini langsung diimplementasi untuk bersama-sama masyarakat memerangi sekaligus mencari design bagaimana cara mengolah sampah plastik sekali pakai.
“Yang kami lakukan sekarang ini dengan co-design kita minta masyarakat mempetakan masalah mulai dari ketika mereka dapat plastik sekali pakai caranya bagaimana itu langkah pertama, lalu langkah kedua mereka menentukan tantangan-tantangan mengapa masih sulit menghilangkan kebiasaan menggunakan plastik sekali pakai,” sebut Tiara.
Ia berharap, apa yang menjadi komitmen Diageo bersama-sama masyarakat dapat mengurangi sampah plastik sekali pakai dan menjadikan bumi kembali tersenyum demi kelangsungan kehidupan yang lebih sehat. (red)