Denpasar (Penabali.com) – Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumber Daya Perairan (Himaspera) Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana, Sabtu (17/9/2022), menyelenggarakan acara Samskara dengan menggandeng Walhi Bali sebagai pembicara.
Direktur Walhi Bali, Made Krisna Dinata, S.Pd., sebagai pembicara dalam acara tersebut membawakan materi mengenai keadaan pesisir saat ini yang ada di Bali. Ia mengungkapkan pesisir Bali saat ini dalam keadaan terancam salah satunya akibat adanya proyek Terminal LNG di kawasan mangrove dan pesisir Sanur.
“Mangrove dan pesisir khususnya Sanur itu sedang terancam karena dengan adanya rencana pembangunan Terminal LNG di kawasan mangrove dan pesisir Sanur,” terangnya.
Lebih lanjut Bokis menerangkan Mangrove Tahura Ngurah Rai juga akan dijadikan show case pada acara KTT G20 oleh Presiden Joko Widodo, yang akan dipamerkan dihadapan delegasi negara G20 sebagai komitmen perubahan iklim.
“Jika memang mangrove menjadi show case serta komitmen pemerintah dalam memitigasi iklim, harusnya mangrove mesti bebas dari pembangunan yang ekstratif pun segala perijinan melegitimasinya, salah satunya pembanguan Terminal LNG yang akan dilakukan di kawasan mangrove,” tegasnya.
Sementara Made Dwiky Pradnyana Marta selaku ketua panitia berharap setalah adanya kegiatan ini bisa membuka pemikiran mahasiswa serta dapat membersamai masyarakat melawan proyek-proyek perusak lingkungan.
“Kami harus mendukung bagaimana suara dari desa adat khususnya masyarakat yang ada di pesisir supaya alam mereka terjaga,” ungkapnya.
Sedangkan Kevin Dipa Cahyadi selaku Ketua Himaspera menanggapi adanya proyek Terminal LNG di kawasan mangrove dan pesisir Sanur, bahwa dirinya kurang setuju dengan adanya proyek tersebut karena akan merusak ekosistem mangrove dan pesisir.
“Saya kurang setuju dengan pembangunan Terminal LNG di kawasan mangrove dan pesisir Sanur,” ucapnya. (rls)