Categories Denpasar Figur Hukum

Alexander Ricardo Gracia, Ikuti Jejak Ayahanda jadi “Panglima Hukum” bagi Pencari Keadilan

“Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Pepatah ini nampaknya cocok ditujukan kepada Alexander Ricardo Gracia, S.H. Putra bungsu dari pengacara kondang asal Medan, Sumatra Utara dan telah lama menetap lama di Bali, Togar Situmorang, S.H., M.H., MAP., ini memilih mengikuti jejak ayahnya untuk menjadi seorang advokat handal, setelah menamatkan diri di Fakultas Hukum Undiknas University.

Menurut Ricardo, advokat adalah pendidikan yang sangat menantang karena melalui proses panjang dimana seorang menjadi advokat harus berlatar belakang pendidikan hukum dan lanjut mengikuti pendidikan khusus profesi advokat.

Setelah itu mengikuti ujian dan melakukan magang di kantor advokat serta bila lulus sebelum beracara di pengadilan harus disumpah di pengadilan tinggi,” terang anak muda yang biasa disapa Arga, Kamis (02/07/2020), di Denpasar.

Karena jenjang yang sangat khusus tersebut maka tanpa ada keraguan lagi, setelah lulus kuliah sarjana hukum, Arga bergabung di kantor ayahnya yaitu Law Firm Togar Situmorang di Jalan Tukad Citarum No.5A Renon, dan di Jalan Gatot Subroto No.22 Denpasar. Disamping itu, Arga juga ikut membantu mengurus perusahaan yang dipimpin kakak sulungnya, Axl Mattew Situmorang di PT. Bali Global Service (BGS).

Arga menilai profesi advokat memiliki peran penting dalam upaya penegakan hukum. Setiap proses hukum baik pidana, perdata, tata usaha negara bahkan tata negara, selalu melibatkan profesi advokat yang kedudukannya setara dengan penegak hukum lainnya.

Selain itu, Arga juga menilai profesi sebagai advokat merupakan panggilan jiwanya ketika menghadapi berbagai persoalan yang timbul di kalangan masyarakat lebih banyak karena ketidaktahuan mereka terhadap produk-produk hukum.

Sebagaimana diketahui, tentunya menjadi fokus utama bagi seorang advokat, adalah bagaimana mewujudkan kinerja sesuai harapan masyarakat, dimana masyarakat bisa mendapatkan perlindungan dan pengetahuan terkait persoalan-persoalan hukum,” ucapnya.

Profesi advokat, kata Arga, harus menjadi ujung tombak bagi masyarakat kecil pada umumnya, agar jangan hanya karena keterbatasan dan ketidakmampuan secara finansial menjadi terhambat memperoleh keadilan dan perlindungan hukum.

“Ditengah-tengah masyarakat yang sebagian besar masih berkeluh kesah akibat menjadi korban ketidakadilan, bahkan terkadang merasa dibingungkan karena tidak jelasnya kepastian hukum oleh para penegak hukum, maka keberadaan advokat tentu saja sangat dibutuhkan,” ucap Arga yang ingin menjadi advokat handal seperti ayahnya, Togar Situmorang, sesuai tagline-nya, “Siap Melayani Bukan Dilayani”.

“Saya berharap bisa cepat belajar dan bisa mengikuti langkah ayah, serta saya bisa menjadi advokat yang handal dan berintegritas,” imbuh anak muda berbakat ini. (red)