Kota Denpasar selain sebagai ibukota Provinsi Bali, juga menjadi pusat niaga dan pemerintahan. Seharusnya, dengan begitu Denpasar bisa lebih maju dibandingkan kabupaten lainnya di Bali.
Namun kenyataannya menurut Calon Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra saat dihubungi Minggu (15/11/2020), Kota Denpasar masih kalah dengan tetangganya terdekatnya, Kabupaten Gianyar.
Ngurah Ambara mengatakan, jika dilihat dari APBD dari statistiknya ternyata APBD Denpasar masih kalah dengan Kabupaten Gianyar. Kota Denpasar begitu produktifitasnya tinggi mencapai Rp.5,5 triliun sedangkan Kabupaten Gianyar hanya 28,5 triliunan.
Dilihat total masyarakat Kota Denpasar sebanyak 950 ribuan sedangkan Gianyar 500 ribuan, jadi bisa dikatakan 2 kali lipat. Ia menyebut dari PAD Gianyar tersebut bisa dikatakan 2 kali lipat dibandingkan Kota Denpasar.
“Melihat total jumlah tersebut membuat saya heran, kenapa Kabupaten Gianyar dengan Rp.28 triliunnya begitu juga dari pendapatan pariwisatanya sebesar Rp.7 triliun bisa menyamai dari Kota Denpasar, malahan pada 2019 ini melebihi dari Kota Denpasar,” ungkapnya.
Karena itu, kuncinya menurut Ngurah Ambara, Paslon Amerta (Gede Ngurah Ambara Putra dan Made Bagus Kertha Negara) kedepannya jika diberi kepercayaan memimpin Denpasar berencana akan memberikan mulai dari lahir akan diberikan Rp.1 juta. Jika dilihat orang lahir di Denpasar dalam satu tahun sebanyak 16 ribuan jika 1 juta diberikan maka baru Rp.16 milyar. Kemudian yang meninggal rata-rata masyarakat di Kota Denpasar sebanyak 2 ribuan, dikalikan Rp.10 juta baru Rp.20 milyar. Selanjutnya untuk prajuru banjar sebesar Rp.30 juta, STT banjar Rp.25 juta dan PKK Rp.5 juta jadi total berjumlah Rp.60 juta kali 400 banjar jadi total 36 miliar tambah 24 miliar total berjumlah 60 milyar.
“Jika dilihat di Kota Denpasar sebesar 3,9 persen rasionya sedangkan di Kabupaten Gianyar 7 persen jika di Denpasar nantinya saya naikkan 1 persen saja bisa mencapai Rp.500 milyar,” katanya.
Maka dari itulah, ucap Ngurah Ambara, setidaknya masyarakat Kota Denpasar bisa memiliki daya saing tinggi karena jika dilihat dari tingkat pendidikan tersebut berbanding lurus dengan kesejahteraan.
“Makanya pendidikan tidak hanya di tingkat SMP saja, bagaimana kedepan bagi masyarakat Denpasar bisa diberi beasiswa mulai dari S1 sampai S3. Contohnya apa telah dilakukan Jepang, Korea begitu juga Cina. Jadi bisa dikatakan, makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat tentu semakin bagus, daya saingnya akan makin kompetitif,” tutupnya. (red)