Mengantisipasi adanya potensi gangguan keamanan yang dapat terjadi pada masa pelaksanaan pemilu, keamanan di sisi darat yang masih berada dalam radius pagar Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) bandar udara akan ditingkatkan seiring dengan semakin dekatnya waktu pelaksanaan Pemilu, baik Pilpres dan Pileg yang akan digelar serentak pada 17 April 2019.
Untuk kelengkapan peralatan, juga telah disiapkan sejumlah peralatan keamanan, diantaranya x-ray scanner, explosive detection system, alat pendeteksi logam, body scanner, walkthrough body scanner, serta CCTV yang tersebar di berbagai titik di bandara.
“Keamanan merupakan suatu hal yang sangat fundamental, khususnya bagi operasional bandar udara. Jika masalah security sudah terganggu, maka akan mengganggu sisi operasional bandar udara lainnya. Sehingga, kami memandang penting forum seperti ini,” jelas General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Haruman Sulaksono, pada rapat koordinasi bersama untuk membahas peningkatan keamanan bandar udara dalam rapat rutin Airport Security Committee (ASC) I Tahun 2019, Selasa (19/03), di Hotel Patra Jasa, Tuban, Badung.
Rapat dihadiri sejumlah instansi, diantaranya PT. Angkasa Pura I (Persero), TNI AU, Kepolisian Sektor Kawasan Udara Ngurah Rai, Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Badan Intelejen Negara (BIN) Daerah Bali, serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Sebagai objek vital transportasi nasional, bandar udara merupakan wilayah strategis yang harus dilindungi dari gangguan keamanan. Karena itu, Bandara Ngurah Rai melakukan penyesuaian dengan potensi gangguan keamanan yang dapat muncul selama pra dan pasca penyelenggaraan kontestasi politik tersebut.
“Momentum kali ini menjadi sangat penting. Beberapa kejadian skala dunia seperti tragedi penembakan di New Zealand, serta saat-saat menjelang pemilihan umum yang berpotensi akan timbulnya gangguan keamanan, merupakan momentum yang perlu disikapi secara khusus, terutama menyangkut keamanan bandar udara serta keamanan penerbangan. Tentunya ini merupakan momentum yang perlu kita kawal bersama, khususnya di lingkungan bandar udara,” ungkapnya.
Dalam pemaparan yang disampaikan Airport Security Department Head I Made Sudiarta, disampaikan mengenai kesiapan aspek keamanan bandar udara, baik dari sisi personel maupun peralatan utama dan pendukung.
“Personel Avsec sebanyak 1.168 personel. Kami juga telah menerapkan MoU (Memorandum of Understanding) dengan TNI AU dengan bantuan personel 40 orang. Sementara dari Polsek KP3 43 orang baik itu pengamanan di sisi udara dan sisi darat. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, kami juga dapat meminta bantuan dari Polda Bali untuk unit K9, serta bantuan Pecalang untuk mengamankan approach light di sebelah timur bandar udara,” jelasnya. (red)