Denpasar (Penabali.com) – Kebijakan Gubernur Bali, Wayan Koster, khususnya di bidang pendidikan diantarnaya dengan membangun 17 SMA/SMK Negeri sepanjang tahun 2022-2023 dan keyboard Aksara Bali, diapresiasi praktisi pendidikan di Bali, salah satunya mantan Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si.
Prof. Dasi menyatakan Gubernur Bali Wayan Koster adalah satu-satunya gubernur yang hebat. Ia menyebut Koster memiliki program monumental dan menjadi pionir khususnya di bidang pendidikan.
Hal itu dilakukannya tidak saja saat pandemi Covid-19 dengan menyerahkan Bantuan Sosial Tunai (BST) Perguruan Tinggi, namun dalam pembangunan pendidikan juga dilakukan dengan 3 dasar fundamental untuk memajukan pendidikan di era kekinian yang Ia sebut dengan “DOA” yaitu Dana, Orang, dan Alat/Infrastruktur untuk meningkatkan kualitas SDM Bali baik secara kuantitas maupun kualitas.
DOA ini disiapkan secara matang, yang salah satunya dengan membangun 17 sekolah baru di Bali. Ketika Pemerintah Provinsi Bali sudah membangun sekolah baru, khususnya SMK Negeri, Prof. Dasi dalam kesempatannya memberikan perhatian serius agar guru di SMK memiliki kecakapan di bidang profesionalismenya masing-masing atau disebut dengan Guru Produktif untuk meningkatkan tamatan SMK yang memiliki keahlian dari SMA.
Prof. Dasi Astawa juga memberikan apresiasi terhadap program keyboard Aksara Bali yang sudah masuk ke sekolah.
“Program digitalisasi Aksara Bali sangat bagus juga dilakukan oleh Gubernur Wayan Koster di dunia pendidikan untuk memuliakan peradaban Bali,” katanya.
Namun demikian, Direktur Politeknik elBajo Commodus Periode 2022/2026 ini menegaskan program Aksara Bali di tingkat sekolah harus berjalan secara berlanjut, jangan sampai setelah kepemimpinan Gubernur Bali berikutnya program Aksara Bali yang bagus ini hilang. Karena itu, Prof. Dasi mensupport Pemerintah Provinsi Bali memiliki blue print yang jelas dari jangka waktu 5 tahun, 20 tahun, 50 tahun bahkan 100 tahun tentang hal-hal pembangunan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat di Bali.
Prof. Dasi menyampaikan perhatian terhadap dunia pendidikan di Bali tidak saja harus dilakukan pemerintah, namun Ia mengajak orang kaya di Bali untuk berkolaborasi membiayai bidang pendidikan untuk siswa miskin dan mahasiswa yang mengalami keterbatasan ekonomi melalui sebuah yayasan atau Badan Dana Abadi Pendidikan yang hidup bertahun-tahun untuk mensupport orang kurang mampu, orang pinter untuk berpendidikan dari SMP ke SMA, dari SMA ke perguruan tinggi atau world class university di dunia. (rls)