Apresiasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Benoa, Supadma Rudana: “Fraksi Demokrat mendukung untuk tingkatkan sektor pariwisata”

Pengembangan dan penataan Pelabuhan Benoa diapresiasi banyak pihak. Salah satunya datang dari tokoh masyarakat Bali yang juga anggota Komisi VI DPR RI Putu Supadma Rudana.

Ditemui usai ikut mendampingi Menteri BUMN Erick Thohir saat mengunjungi megaproyek pengembangan Pelabuhan Benoa, Jumat (14/02/2020), politisi Partai Dmeokrat ini mengatakan sebagai destinasi pariwisata, Bali harus ditunjang dengan infrastruktur yang memadai baik darat, laut, dan udara sebagai daya dukung kepariwisataan kelas dunia.

Apa yang sedang dikerjakan saat ini seperti pengembangan dan penataan Pelabuhan Benoa, menurutnya sangat tepat karena pelabuhan ini merupakan pintu gerbang utama di sektor maritim. Tak hanya sebagai gerbang maritim wisatawan domestik, tetapi juga bagi turis mancanegara.

“Saya memberikan apresiasi kepada Gubernur Bali yang selama ini sangat getol mengawal kepariwisataan dan pembangunan yang berbasis kearifan lokal,” ujar Supadma Rudana yang juga seorang penggiat budaya dan pendiri Museum Rudana & Rudana Fine Gallery.

Politisi yang populer disapa PSR (Putu Supadma Rudana, red) ini lanjut mengatakan, disatu sisi pencanangan kunjungan 20 juta wisatawan oleh pemerintah pusat sejak tahun 2017 belum tercapai. Tahun 2019 kunjungan wisatawan ke Indonesia jelas PSR hanya 16,3 juta. Selain secara kuantitas tak terpenuhi, secara kualitas menurutnya juga belum tercapai.

“Cukup jauh jika dibandingkan negara tetangga kita Malaysia dan Thailand yang mencapai diatas 20 juta wisatawan,” kata PSR, politisi senior yang juga anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.

Karena itu, ujar PSR, pengembangan kepariwisataan dengan membangun infrastruktur tentu sangat dibutuhkan. Maka langkah yang dilakukan dengan melakukan pembangunan hub baru untuk mendatangkan wisatawan mancanegara tentu sangat positif untuk mewujudkan maritime tourism hub.

Ia juga mengatakan pengembangan ini merupakan suatu visi yang jauh kedepan guna menambah akses wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sehingga konsep ini wajib diwujudkan.

“Tentu kami Fraksi Partai Demokrat akan memberikan dukungan dalam pengembangan dan pembangunan yang menunjang peningkatan sektor pariwisata apalagi untuk Bali yang menjadi pintu gerbang utama kepariwisataan Indonesia baik melalui udara maupun laut,” ungkapnya.

Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia ini juga ingin mengingatkan kembali akan pentingnya pelaksanaan sustainable tourism dan juga SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang memang akan memberikan penekanan akan pentingnya minimal tiga hal wajib yang harus diimplementasikan. Pertama adalah dimensi ekonomi, yang melibatkan dan menghadirkan masyarakat lokal sebagai pelaku utama penggerak kepariwisataan khususnya di sekitar proyek pengembangan Benoa Maritime Tourism Hub.

“Msyarakat Bali harus menjadi pelaku utama disini bukan hanya penonton,” tegasnya.

Lalu yang kedua, adalah dimensi lingkungan dimana kita ketahui masyarakat Bali menolak berbagai bentuk reklamasi dan menolak perusakan lingkungan, sehingga Fraksi Partai Demokrat ingin memastikan agar megaproyek tersebut nihil aktivitas yang dapat merusak lingkungan baik di kawasan Benoa maupun di lingkungan sekitarnya.

Dan dimensi ketiga adalah dimensi sosial budaya. Dimana dimensi ini merupakan hal utama dan penting agar segala implementasi yang menghadirkan kekayaan khazanah budaya Bali dan budaya nusantara yang kaya dari Aceh hingga Papua baik kaya kuliner, tari, adat istiadat maupun keragaman potensi alam serta lingkungannya.

“Karena itu saya mengapresiasi pengembangan ini dengan tetap meneguhkan konsep Tri Hita Karana dan komitmen mengusung tiga dimensi tadi yakni dimensi budaya, lingkungan dan ekonomi kerakyatan,” tutup Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat ini. (red)