Badung (Penabali.com) – The Apurva Kempinski Bali mengumumkan peluncuran “Apurva Kempinski’s Sustainable Agriculture Program”, sebuah inisiatif pelatihan pertanian yang komprehensif, dimana resor pemenang beberapa penghargaan bergengsi ini mendukung praktik pertanian regenerative melalui kolaborasi dengan Samsara Living Museum.
Melalui program yang berlangsung selama 12 bulan ini, pakar pertanian hidroponik dan organik dari Apurva Kempinski akan mendukung tim pertanian Samsara Living Museum untuk mengatasi tantangan pertanian melalui program pengajaran tentang pertanian keberlanjutan kepada komunitas setempat.
Director of Marketing The Apurva Kempinski Bali, Danti Yuliandari, menjelaskan program ini akan mendorong peningkatan produksi produk berkelanjutan di Bali dan memperkuat keterampilan manajemen bisnis dari komunitas.
“Hal ini termasuk promosi praktik pertanian berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas produk, manajemen rantai pasokan dan kualitas kontrol di seluruh rantai pasok,” jelas Danti, Rabu (26/4/2023).
Program “Sustainable Agriculture” ini akan dilakukan di lokasi Samsara Living Museum dengan serangkaian sesi pelatihan yang interaktif dilengkapi dengan praktik kerja berkelompok. Proyek ini akan menggunakan sebagian lahan dari Samsara untuk menumbuhkan tanaman organik yang paling dibutuhkan di resor seperti tomat, cabai, terong, jahe, rempah-rempah, dan jenis-jenis bunga yang dapat dimakan, yang mana akan dibeli oleh resor.
Sebaliknya, sistem pertanian dan koleksi tanaman tradisional dari Samsara telah menginspirasi tim dari resor ini untuk membudidayakan tanaman tersebut di kebun hidroponik yang terletak di atap resor.
General Manager The Apurva Kempinski Bali, Vincent Guironnet, mengatakan The Apurva Kempinski Bali berkomitmen untuk melindungi bumi serta melestarikan warisan budaya Indonesia untuk generasi mendatang.
“Kami sangat senang dapat bermitra dan membentuk program yang menarik dengan Samsara Living Museum yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi berkelanjutan di Bali serta meningkatkan potensi daerah dan mata pencaharian dari para petani,” ucapnya.
Director Hygine, Safety, and Sustainability The Apurva Kempinski Bali, Desak Made Intan Sari, menambahkan program ini bakal dikembangkan dengan melibatkan langsung para wisatawan tamu resort untuk berinteraksi langsung dalam beragam kegiatan program sustainanility yang digagas Kempinski Bali.
“Seperti sistem hidroponik di rooftop, para tamu nanti bisa diajak langsung untuk merasakan dan melakukan sistem penanaman tersebut, karena sejauh ini baru dimanfaatkan untuk kepentingan internal yang membuat bisa produktif pertanian dan tidak bergantung kepada supplier,” ungkapnya.
Dengan program tersebut, pihaknya juga menggandeng masyarakat desa adat setempat untuk menggalakkan hidroponik di rumah masing-masing yang kedepan menjadi sirkular ekonomi untuk supplay ke resort. Hal ini harus menjadi gerakan nyata, dan melakukan sosialisasi ke komunitas desa setempat. Saat ini masih 20-30 persen disuplai dari program ini, seperti tomat ceri lalu, daun-daun untuk garnish dan lain-lain.
Samsara Living Museum juga berkomitmen untuk melestarikan warisan budaya Bali serta memiliki visi untuk mendorong masyarakat serta melestarikan keberagaman Indonesia. Terletak di Desa Jungutan, Kabupaten Karangasem, mereka memiliki misi yang holistik, berorientasi pada komunitas serta mendukung pembangunan keberlanjutan yang berperan penting dalam model bisnis mereka.
Ida Bagus Agung Gunarthawa, pendiri Samsara Living Museum, menyatakan bersyukur dan merasa terhormat dapat berpartisipasi dalam gerakan mulia ini dan berkolaborasi dengan brand ternama The Apurva Kempinski Bali.
“Melalui kolaborasi ini, kami dapat melanjutkan visi kami dalam skala yang lebih besar serta memberikan dampak positif bagi komunitas tempat tinggal kami, pada khususnya untuk masyarakat Bali,” ujarnya. (rls)