Categories Pendidikan

Awalnya Pesimis, Mahasiswi Unud Sharon Rose Wujudkan Asa Lolos IISMA ke “Negeri Pecahan Es” Kanada

(Penabali.com) – Kampus Merdeka yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, ternyata memberikan kesan medalam bagi para generasi muda Indonesia. Salah satunya dirasakan Sharon Rose Girsang, mahasiswi Universitas Udayana, yang terpilih untuk mengikuti program Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA) 2021.

Sebelum akhirnya terpilih, Sharon harus melewati sejumlah proses dan tahapan seleksi. Di awal mendapat informasi terkait program IISMA ini, Sharon sebenarnya merasa pesimis untuk dapat mengikuti seleksi. Namun, rasa penasaran mengalahkan pesimisnya, dan dia pun memulai tahapan dengan menyiapkan berkas serta menyiapkan diri untuk mengikuti seleksi. Dukungan dari teman-temannya, diakui Sharon sangatlah besar, sehingga dia semakin memantapkan langkahnya untuk berjuang di seleksi IISMA 2021 ini.

Langkah selanjutnya dalam seleksi ini, yaitu tahap interview, membuat Sharon mulai goyah kembali. Dibantu tim dari Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas Udayana dan teman-temannya, Sharon melakukan simulasi interview sebelum mengikuti interview sesungguhnya. Saat tiba jadwalnya interview, Sharon mengaku awalnya merasa nervous dan panik. Namun menurutnya, interviewer mampu membangun suasana dan membuat nyaman, sehingga tahap ini dapat ia lewati dengan lancar.

“Sampai tahap ini, saya masih merasa bahwa kesempatan ini adalah seperti mimpi, sehingga saya tidak berharap terlalu banyak karena di pikiran saya, jika saya mendapat saya akan bersyukur sekali, tapi jika gagal pun, there is nothing to lose,” papar Sharon.

Sampai akhirnya pada tahap pengumuman, Sharon membuka website bersama teman-temannya dan mendapatkan warna hijau di halamannya yang menandakan Sharon lulus seleksi.

“Saya merasa semua impian dan cita-cita saya ada di depan mata saya, sangat dekat dengan genggaman saya,” sambung Sharon dengan mata berbinar.

Singkat cerita, setelah mempersiapkan passport, visa, dan semua berkas penunjang, Sharon pun berangkat menuju Kanada. Penerbangan selama 20 jam pun tidak terasa karena semuanya tergantikan dengan rasa semangat dan penasaran akan negara baru yang dikunjunginya.

Setelah melalui karantina 14 hari, Sharon bersama teman-teman barunya mulai belajar kultur baru di Kanada, seperti bagaimana cara survive ketika nanti musim salju datang.

“Hal yang paling saya ingat adalah bagaimana saya berhasil beradaptasi dengan suhu disana, karena Kanada merupakan salah satu negara dengan iklim yang ekstrim. Awal-awal saya sampai disana, saya menggigil di suhu 10 derajat, bahkan saya merasa tangan saya mati rasa ketika harus menunggu 40 menit di Stasiun Toronto pada musim gugur meskipun suhunya hanya 8 derajat,” cerita Sharon. Namun semua itu akhirnya berhasil dilalui Sharon dengan baik.

Pengalaman IISMA dan berkuliah di University of Waterloo, Kanada merupakan pengalaman luar biasa yang tidak akan pernah dilupakan oleh Sharon.

“So far, ini adalah pencapaian terbesar saya. Bersyukur sekali saya mengambil kesempatan ini karena banyak pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan di program IISMA ini. Saya berharap, kedepannya banyak mahasiswa dan mahasiswi Universitas Udayana yang berhasil mendapatkan kesempatan yang sama seperti saya,” harap Sharon. (rls)