Buleleng (Penabali.com) – Menjawab pertanyaan masyarakat terkait kepastian pembangunan bandara di Bali Utara, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menyampaikan baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali telah berupaya semaksimal mungkin demi merealisasikannya.
Melalui keterangan persnya Kamis (4/8/2022), Bupati yang akrab disapa PAS itu mengatakan meski status Bandara Bali Utara untuk saat ini telah dihapus Pemerintah Pusat dari Proyek Strategis Nasional (PSN), namun menurutnya bukan tidak mungkin pembangunan bandara tetap dilanjutkan sejalan dengan kebutuhan transportasi udara di Provinsi Bali.
PAS mengatakan Pemprov Bali terus memperjuangkan realisasi bandara yang rencananya dibangun di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak itu melalui rencana pembangunan jalan tol Denpasar – Jembrana yang terhubung langsung dengan Bandara Bali Utara sebagai infrastruktur penunjang akses transportasi darat ke Bandara Bali Utara. Hal itu menurutnya untuk memberikan bahan pertimbangan kepada Pemerintah Pusat, bahwa infrastruktur penunjang di Bali telah siap mendukung operasional Bandara Bali Utara.
“Nah mudah-mudahan setelah jalan tol selesai, kita bisa memberikan argumen kepada Pemerintah Pusat lagi, bahwa bandara merupakan kebutuhan, dan didukung dengan infrastruktur yang ada,” harapnya.
Selain itu, tidak luput pemerintah daerah juga memberikan perhatian terhadap pelestarian situs-situs bersejarah yang berada di dekat rencana lokasi pembangunan Bandara Bali Utara. Hal itu tentu saja menjadi perhatian bersama baik Pemkab Buleleng maupun Pemprov Bali.
“Di daerah sana banyak sekali situs-situs budaya, situs-situs yang bersifat religius yang harus dipertahankan bersama,” ujar bupati asal Desa Banyuatis itu.
Terakhir, PAS berharap masyarakat bisa bersabar dan mendukung upaya pemerintah daerah dalam memperjuangkan realisasi Bandara Bali Utara demi kemajuan Kabupaten Buleleng dan Provinsi Bali.
Sebagai informasi, Bandara Bali Utara adalah satu dari delapan PSN yang dihapus. Adalah Bendungan Tiro di Aceh, KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Tanjung Api-Api di Sumatera Selatan, Inland Waterways Cikarang-Bekasi Laut (CBL), Kereta Api Puruk Cahu-Batanjung melalui Bangkuang di Kalimantan Timur. (rls)