Buleleng (Penabali.com) – Bertempat di Balai Subak Enjung Sangiang, Banjar Dinas Enjung Sangiang, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Anggota DPR RI Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, bertatap muka dengan 7 kelompok tani ternak (KTT), kelompok wanita tani (KWT), dan subak, Kamis (04/11/2021).
Ke-7 KTT, KWT dan subak tersebut adalah Subak Kampung Baru, Subak Enjung Sangiang, KTT Pahala Harapan, KWT Baluk Mandiri, KWT Harum Dalu, KTT Maju Mekar, dan KTT Punggang Sejahtera.
Kepada para “pahlawan pangan” ini, Gus Adhi menekankan agar tetap semangat menggeluti pertanian mengingat pertanian adalah hal yang utama karena menyangkut isi perut.
“Apa kita sudah bisa makan batu, makan kayu, pasti tidak. Makanya pertanian tidak boleh ditinggalkan,” ujar wakil rakyat yang lebih populer dipanggil Gus Adhi.
Menurutnya, perhatian pemerintah baik di pusat dan daerah harus lebih besar kepada sektor pertanian. Sayangnya kata Gus Adhi, di era saat ini pertanian malah seperti duda ataupun janda. Artinya terang Gus Adhi, pertanian tanpa pendampingan dari pemerintah.
“Saya ingin kita kembali mencapai swasembada pangan seperti di era Presiden Soeharto, kala itu beliau menggalakkan kegiatan pertemuan untuk petani dan nelayan yang dikenal dengan Kelompencapir,” kata Ketua Harian Depinas SOKSI ini.

Kelompencapir merupakan singkatan dari Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa. Kelompencapir adalah kegiatan pertemuan untuk petani dan nelayan di Indonesia yang dicetuskan pada masa pemerintahan Presiden Suharto.
“Saya ingin memajukan pertanian lewat Kelompencapir namun kita lakukan dengan cara kekinian,” tegasnya.
Pembangunan pertanian menurut Anggota Fraksi Partai Golkar ini, harus berbasis data base desa. Kalau data base-nya tidak kuat dan tidak valid, maka selama itu pembangunan pertanian hanya di angan-angan saja.
“Jangan harap pertanian kita bisa maju,” tandasnya.
Dengan berbasiskan data base desa, maka bisa mengevaluasi mana desa yang sudah surplus pangan, mana desa yang minus pangan. Kekurangan atau kelebihan itu bisa diatur dalam manajemen pertanian.
“Inilah harapan saya kedepan ditengah pandemi, ini mengisyaratkan bahwa pertanian wajib diperhatikan lebih baik lagi untuk kesejahteraan masyarakat, untuk mengisi daerah pariwisata dan juga sebagai pundi-pundi destinasi pariwisata didalam menghasilkan produk-produk unggulan di sektor pertanian,” pungkasnya. (rls)