Denpasar (Penabali.com) – Masyarakat Bali semakin terbiasa menggunakan alat pembayaran digital berbasis QRIS. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan jumlah penduduk Bali yang menjadi pengguna QRIS, yaitu sebanyak 372.150 pengguna atau meningkat sebesar 82% (ytd) dari 1 Januari 2022 hingga 30 April 2022 yang tercatat sebanyak 204.945 pengguna.
Peningkatan jumlah pengguna QRIS mendorong peningkatan jumlah transaksi pembayaran berbasis QRIS sebesar 310% (yoy) yaitu dari 319 ribu transaksi pada April 2021 menjadi 1,3 juta transaksi pada April 2022. Sedangkan dari sisi nominal mengalami peningkatan sebesar 406% (yoy) dari Rp.26,4 miliar pada April 2021 menjadi Rp.133,7 miliar pada April 2022.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, menyatakan ada beberapa hal yang menjadi pendorong peningkatan penggunaan transaksi pembayaran berbasis QRIS di wilayah Bali. Antara lain:
1. Perluasan jumlah merchant yang menerima pembayaran dengan menggunakan QRIS. Jumlah merchant QRIS di wilayah Bali meningkat sebesar 109% (yoy) yaitu dari 224.267 merchant pada Mei 2021 menjadi 469.71 1 merchant pada bulan Mei 2022.
2. Perpanjangan kebijakan pemberlakukan Merchant Discount Rate (MDR) sebesar 0% hingga akhir tahun 2022 bagi usaha mikro.
3. Pertumbuhan ekonomi Bali yang pada triwulan 1 2022 tercatat tumbuh sebesar 1 ,46% (yoy) dan meningkatnya jumlah wisatawan ke Bali dengan rata-rata harian jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara pada Mei 2022 masing-masing sebesar 1 2.160 orang dan 4.1 14 orang, atau naik sebesar 49% dan 85% dibandingkan April 2022.
Untuk mendorong perluasan digitalisasi pembayaran berbasis QRIS yang cepat, mudah, murah, aman dan handal (CeMuMuAH), Bank Indonesia Provinsi Bali terus berkolaborasi dengan stakeholders melalui berbagai program dan kegiatan strategis agar seluruh masyarakat, khususnya UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), dapat memanfaatkan QRIS dalam bertransaksi. Salah satu yang dilakukan dalam rangka memperluas penggunaan QRIS di Bali yaitu partisipasi Bank Indonesia Provinsi Bali dalam “Peed Aya (pawai) pembukaan Pekan Kesenian Bali ke-44 pada hari Minggu 12 Juni 2022, bersama seluruh perbankan se-Bali.
Sebelumnya, dalam rangka perluasan digitalisasi pembayaran dalam sektor ritel, Bank Indonesia Provinsi Bali juga telah melaksanakan program S.I.A.P (Sehat, Inovatif, Aman Pakai) QRIS di pasar tradisional, antara lain di Pasar Seni Semarapura Klungkung, Pasar Banyuasri Buleleng, Pasar Nyanggelan dan Pasar Galang Ayu Denpasar. Selain iłu, QRIS juga diimplementasikan untuk transaksi pendapatan daerah meliputi pembayaran pajak dan retribusi di seluruh wilayah Provinsi Bali.
Bank Indonesia senantiasa mendorong penggunaan QRIS karena memberikan manfaat bagi penjual (merchant) dan pembeli. Dari Sisi penjual, tidak perlu repot menyediakan uang kembalian, tidak ada risiko uang palsu serta memudahkan untuk membangun credit profile karena seluruh transaksi langsung masuk rekening. Sedangkan dari sisi pembeli, QRIS ini lebih higienis dan efisien karena hanya menggunakan telepon genggam, seluruh pengeluaran tercatat dan bebas biaya.
Dengan meningkatnya preferensi masyarakat bertransaksi nontunai berbasis digital seperti QRIS, Bank Indonesia senantiasa mengimbau masyarakat untuk menjaga kerahasiaan data pribadi seperti nomor pin, data diri, nomor OTP/Token yang terkoneksi dengan perangkat elektronik, serta nomor pada bagian depan dan belakang kartu debit/kredit. (rls)