Categories Berita Denpasar

Bantu 12 Kelompok Lumbung Pangan, Gubernur Koster Ingin Perkuat Kedaulatan Pangan di Bali

Gubernur Bali Wayan Koster secara simbolis menyerahkan bantuan program lumbung pangan masyarakat dan revitalisasi lumbung pangan kepada 12 kelompok Lumbung Pangan dari lima kabupaten se-Bali di Jaya Sabha, Denpasar, Kamis (25/6/2020).

Gubernur Koster mengatakan, program lumbung pangan masyarakat bertujuan untuk memenuhi ketersedian kebutuhan pangan khususnya beras bagi krama Bali untuk sepanjang waktu secara terjangkau sesuai visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru guna memperkuat ketahanan pangan di Provinsi Bali.

“Ke depan kita akan menjalankan program untuk menuju kedaulatan pangan. Tentu ini harus dilakukan secara bertahap. Salah satu unsur penting di dalam menuju ketahanan pangan ini adalah program ketahanan pangan yang harus kita galakkan di masyarakat,” kata Gubernur Koster.

Salah satu unsur program ketahanan pangan itu adalah lumbung-lumbung pangan yang harus dihidupkan, direvitalisasi kembali, dan diberdayakan sebagai satu lumbung untuk menampung produk-produk pertanian di Bali.

“Jadi ini akan kita galakkan di Bali sebagai lumbung yang merupakan kearifan lokal masyarakat kita warisan dari para penglingsir kita di zaman dahulu,” ujarnya.

Ditambahkannya, beras sebagai pangan pokok masyarakat harus tersedia sesuai jumlah dan waktu kebutuhan serta terjangkau. Agar ketersediaan beras terjamin sepanjang tahun dan merata pada seluruh wilayah dan seluruh krama Bali dilaksanakan kegiatan pengembangan Lumbung Pangan untuk cadangan beras masyarakat.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan kegiatan lumbung pangan masyarakat diberikan kepada tujuh kelompok masing-masing Rp.40 juta dan revitalisasi lumbung pangan kepada lima kelompok masing-masing beras sebanyak 20 ton.

”Baik bantuan uang maupun beras ini tujuannya supaya beras ini tersedia sepanjang tahun, khususnya pada kelompok-kelompok, pada wilayah yang kita anggap daerah rentan rawan pangan,” ujar Wisnuardhana. (red)