Categories Pendidikan

Belajar Kebhinekaan, 93 Mahasiswa Inbound PMM Diajak Mengenal Bali Lebih Dekat

Karangasem-Gianyar-Badung (Penabali.com) – Mahasiswa inbound yang mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) batch 2 di Universitas Udayana (Unud) mulai mengenal Bali lebih dekat. Sebanyak 93 mahasiswa dari 44 universitas di Indonesia yang terbagi dalam 5 kelompok belajar kebhinekaan di Bali.

Pada aktivitas modul nusantara, Sabtu (17/9/2022), tiga kelompok mahasiswa belajar tentang Bali di Pura Besakih, satu kelompok menelusuri Ubud dan kelompok lainnya menjadi wisatawan di Pantai Kuta.

Tiga Dosen Modul Nusantara Unud, Agus Muriawan Putra, M.Par., Agus Muliantara, M.Kom., dan Dr. I Made Sarjana, M.Sc., mendampingi mahasiswa modul kelompok A, B, dan E belajar tentang nilai-nilai keberagaman nusantara dengan berkunjung ke Pura Besakih. Ada 56 mahasiswa Nusantara belajar tentang nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika di Besakih dengan rincian 18 orang kelompok A, dan masing-masing 19 orang untuk kelompok B dan E. Mahasiswa berkeliling kawasan Pura Besakih didampingi pemandu wisata lokal dan mendapat penjelasan tentang berbagai aspek terkait Besakih sebagai pusat kebudayaan Hindu Nusantara.

Pasca observasi lapangan, mahasiswa modul nusantara mendapat kesempatan untuk berdiskusi dengan I Gusti Ngurah Ema Putra dari Bidang Pengembangan dan Promosi Badan Pengelola DTW Besakih. Ngurah Ema Putra menyatakan sangat berterima kasih kepada mahasiswa modul nusantara berkunjung ke DTW yang dikelolanya. Dia berharap mahasiswa mendapatkan inspirasi dan makna atau nilai kebhinekaan dari kunjungannya di kawasan tersebut. Secara garis besar Ngurah Ema Putra menjelaskan sejarah Pura Besakih, tata letak pura, serta upacara keagamaan yang dilaksanakan di Pura Besakih.

Mahasiswa modul nusantara sangat antusias mendengarkan paparan terkait Besakih sebagai Pura terbesar di Indonesia. Salah seorang mahasiswa modul nusantara mempertanyakan laku orang Bali terkait tragedi bom Bali di Kuta tahun 2000-an.

“Apakah orang Bali tidak dendam terhadap pihak yang melakukan pengeboman itu?,” tanya seorang mahasiswa nusantara dengan mimik serius.

Ngurah Ema Putra menjelaskan laku orang Bali yang tidak mudah terprovokasi dalam menghadapi tragedi tersebut. Menyikapi tragedi tersebut, katanya, orang Bali melakukan introspeksi diri terlebih dulu. Respon dari hasil perenungan itu, orang Bali melakukan kegiatan upacara untuk menetralisir kekuatan alam yang negatif yang bervibrasi kuat menimbulkan kekacauan pada sebelum dan sesudah tragedi itu.

Aktivitas modul nusantara di Ubud dan Pantai Kuta. (foto: ist.)

“Orang Bali punya pandangan rwabhineda (dua sisi berbeda), seberapa dalam luka akibat tragedi dirasakan, maka mereka akan mendapatkan pahala (kebahagiaan) yang setara. Terbukti, saat bom Bali jumlah wisatawan berkunjung ke Bali sempat merosot, namun setelah pulih kunjungan wisatawan meningkat tajam,” jelas pemuda asal Besakih seraya berharap pemulihan pariwisata Bali pasca pandemi lebih cepat.

Sementara itu, mahasiswa modul nusantara Kelompok C didampingi Tri Anggraini Prajnawrdhi, S.T., M.T., MURP., Ph.D., menjelajahi DTW Ubud. Sebanyak 19 mahasiswa berkunjung ke Puri Ubud dan Museum Lukisan. Sedangkan 19 mahasiswa modul kelompok D observasi di Pantai Kuta. Dosen modul Komang Rahayu Indrawati, S.Psi., M.Si., mendampingi mahasiswa luar Bali merasakan nikmatnya jadi “wisatawan” bersantai di Pantai Kuta. Selain menikmati indahnya suasana Pantai Kuta dan sunsetnya, mahasiswa juga diajak belajar tentang tenggang rasa atau toleransi untuk menerima perbedaan dalam aktivitas sehari-hari.

Mahasiswa Modul Nusantara mengaku sangat bahagia dan senang mengikuti rangkaian kegiatan modul nusantara yang diselenggarakan Unud. Salah seorang mahasiswa modul, Nangkulo Fadli Irianto, menceritakan pengalamannya yang sangat seru, mengasyikkan dan edukatif.

“Selain melihat dan menjelajahi tempat baru, kami dapat menambah wawasan tentang sejarah berdirinya Pura Besakih dan juga makna berbagai simbol yang ada di kompleks Pura. Kami juga belajar mengenai hari hari penting umat Hindu di Bali serta kapan dilaksanakannya acara tersebut,” ujar mahasiswa Universitas Musamus Merauke Provinsi Papua itu.

Hal yang sama diungkapkan mahasiswa STIE Bank BPD Jawa Tengah, Aditya Yudha Pratama, yang mengungkapkan perasaannya berkunjung ke Besakih.

“Sangat berkesan, karena banyak sekali hal baru yang didapatkan dari modul nusantara (sesi refleksi) ke Pura Besakih, yang mana didalam sejarahnya dahulu Pulau Bali dan Pulau Jawa yang satu kesatuan. Hal lainnya yaitu saya menyaksikan secara langsung bagaimana prosesi keagamaan di Pura serta prosesi kebudayaan Bali. Dengan semua hal tersebut khususnya untuk saya pribadi tentunya menambah pengalaman, menambah wawasan dan kenangan yang sangat luar biasa,” ungkap Yudha. (rls)