Buleleng (Penabali.com) – Pemerintah Kabupaten Buleleng terus gencar dalam pelestarian serta menyebarluaskan seni dan budaya yang dimiliki agar dikenal khalayak ramai.
Melalui Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng sebagai leading sector dalam bidang pelestarian seni dan budaya bersinergi dengan Sanggar Santi Budaya Buleleng mengikuti kompetisi koreografi internasional yang diselenggarakan Federation of International Dance Festivals (FIDAF), di Cheonan, Korea Selatan.
Dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (26/9/2022), Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, I Nyoman Wisandika, menerangkan bahwa Sanggar Santi Budaya merupakan anggota perwakilan dari Bali yang sekaligus mewakili Indonesia dalam acara Cheonan International Dance Festival yang diikuti 47 negara Anggota FIDAF dari 19 – 30 September 2022 dengan maksud memperkenalkan serta mempromosikan budaya Bali khususnya Buleleng pada ajang internasional serta sekaligus sebagai ajang akulturasi budaya pada tari tradisional.
FIDAF merupakan organisasi nirlaba di bawah UNESO yang fokus menyelenggarakan festival seni tari internasional dan diselenggarakan rutin setiap tahunnya.
Ditambahkan, output yang diharapkan dari kegiatan yang diikuti itu agar masyarakat internasional mengetahui keunikan yang dimiliki Buleleng, yang nantinya ketertarikan itu dapat meningkatkan animo masyarakat internasional membuat kolaborasi, dan menjadikan Buleleng sebagai tempat penyelenggaraan acara selanjutnya.
“Dengan terlaksananya kegiatan setiap tahun itu, dan penampilan yang menarik dari Santhi Budaya, nantinya dapat menarik Anggota FIDAF mengunjungi Buleleng,” harap Wisandika.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Buleleng, Wayan Sujana, menjelaskan awal mula Santhi Budaya terpilih sebagai anggota dari FIDAF, dimulai dari Koordinator Anggota FIDAF yang menyaksikan penampilan dari sanggar tersebut pada suatu pementasan. Dari hal itu, maka ditawarkan sanggar tersebut menjadi Anggota FIDAF dengan MoU serta bertanggung jawab tetap melestarikan dan menjaga seni tradisional yang dijalani sekarang khususnya lingkup Kabupaten Buleleng.
“Sebelumnya Buleleng dicanangkan menjadi tuan rumah bersamaan dengan Buleleng Festival, karena pandemi hal tersebut batal diadakan,” jelasnya.
Disinggung mengenai persiapan kompetisi, Sujana menerangkan bahwa pelatihan diadakan selama 2 bulan dengan membawakan tarian tradisional dan tarian tunggal yang nantinya disana juga dikreasikan menjadi tarian masal. Selain itu karena kegiatan yang dilakukan berkali-kali agar lebih bervariasi maka dari Disbud Buleleng melakukan pembinaan bersama dengan pengurus sanggar menciptakan tari rekontruksi tarian rakyat yang ada.
“Kegiatan ini juga dapat menjadi refrensi seniman kita menciptakan karya seni baru nantinya,” pungkasnya. (rls)