Categories Klungkung Upakara

Berjalan Sukses Puncak Yadnya di Pura Dalem Bajangan, Ribuan WSAB Ngaturang Bakti

Klungkung (Penabali.com) – Setelah berlangsung sejak 26 Agustus 2022 yang diawali upacara Matur Piuning mesayut Guru Piduka, Nyukat Genah, Nanceb Tetaring / Wangunan, Ngadegang Sanggar Tawang dan Ngunggahang Sunari di Pura Dalem Bajangan Semarapura, Klungkung, Upacara Yadnya Catur Muka: Karya Mamungkah, Melaspas, Ngenteg Linggih, Numbung Pedagingan, Taur Balik Sumpah dan Mapedudusan Agung, akhirnya digelar pada puncaknya, Selasa (11/10/2022).

Pada puncak yadnya itu, dilaksanakan rangkaian upacara Pengebek, Ngenteg Linggih, Pengodal, Pengingkup, Pawintenan, Mapeselang, dan Pedanaan, yang keseluruhan rangkaian puncak yadnya dipuput Ida Pedanda Istri Nabe (Griya Pidada Banjar Pande), Ida Pedanda Gde Tembau (Griya Aan Banjarangkan), Ida Dalem Dharma Sogata (Puri Agung Klungkung), Ida Pedanda Gde Wayahan Keniten (Griya Tengah Banjar Sengguan), Ida Pedanda Gde Dharma (Griya Wana Sari Sidemen), dan Ida Rsi Agung Sidhi Citha Sidemen (Griya Sidemen). Ribuan penyungsung, Warga Sekar Anom Bajangan (WSAB), dan pemangku Pura Bajangan seluruh Bali hadir menyaksikan, hadir ngaturang ayah dan menghaturkan sembah bakti kehadapan Ida Betara yang berstana di Pura Dalem Bajangan.

“Saya sangat bersyukur karena cuaca yang selalu mendukung saat pelaksanaan rangkaian upacara karya tersebut. Saya berharap yadnya ini bisa selalu dikenang bisa diwariskan ke anak cucu,” ujar Penglingsir WSAB, I Ketut Sukertha.

WSAB merasa sangat bersyukur setelah 46 hari ngaturang ayah, bergotong royong, bersatu, kompak, guyub, melaksanakan rangkaian demi rangkaian upacara hingga pada puncak yadnya, dapat berjalan lancar, tertib dan sukses.

“Inilah bukti taksu Bali yang auranya terus bersinar sehingga menjadi tujuan wisata dunia nomor satu, melalui yadnya-yadnya seperti ini harus kita lestarikan, harus kita perkuat agar taksu Bali agama adat budaya kita tetap ajeg,” harap Made Dapir yang juga salah satu Penglingsir WSAB.

Sementara itu, Penua WSAB, I Made Mudarta, menyatakan yadnya ini adalah wujud bakti Warga Sekar Anom Bajangan kehadapan Ida Betara Kawitan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan kesejahteraan, kerahayuan kepada jagat Bali terkhusus Warga Sekar Anom Bajangan dimanapun berada.

“Menjaga taksu Bali berlandaskan Tri Hita Karana bagaimana Warga Sekar Anom Bajangan menjaga hubungan yang harmonis dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa hubungan yang seimbang sesama manusia begitu juga harmoni dengan alam itu menjadi tujuan utama diselenggarakannya upacara karya agung yang diselenggarakan persis 27 tahun yang lalu hari ini,” ujar Mudarta.

Mudarta juga mengaku bersyukur seluruh rangkaian upacara dari awal hingga pada hari puncaknya berjalan lancar dan sukses. Ia pun berharap rangkaian yadnya selanjutnya pada 23 Oktober 2022 dengan melaksanakan upacara Meajar-ajar ke Pura Goa Lawah dan Pura Tirta Empul dapat terlaksana tertib, lancar dan sukses.

“Kami kompak menjaga kekompakan untuk membangun Bali mudah-mudahan Bali semakin maju rakyatnya semakin sejahtera kita semua diberikan kesehatan,” ucap Mudarta. (red)