Categories Berita Denpasar

BERSAMA Bentuk Sejuta Laskar Perang Melawan Narkoba, “Wajibkan Tes Urine bagi Calon Mahasiswa Baru”

Sejatinya narkoba telah menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia sejak lama. Saat ini narkoba masih tetap menjadi musuh bangsa Indonesja dengan kuantitas dan kualitas ancamannya yang semakin hari terus berkembang seperti wabah penyakit menular yang semakin sulit dibendung.

Hasil survey Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan Pusat Penelitian Universitas Indonesia menunjukkan data bahwa 2 dari 100 orang pelajar dan mahasiswa telah menyalahgunakan narkoba. Selain itu, fakta di lapangan bahwa narkoba di kalangan pelajar juga telah merambah ke tingkat sekolah dasar bahkan taman kanak-kanak. Data BNN juga menyatakan bahwa tidak kurang dari 15.000 orang generasi muda bangsa Indonesia meninggal setiap tahunnya akibat penyalahgunaan narkoba. Artinya, 41 orang meninggal per hari. Angka ini sebenarnya pasti jauh lebih besar. Karena masalah narkoba ibarat fenomena gunung es yang terlihat diatas permukaan berbeda jauh dengan yang berada dibawah permukaan.

Dalam situasi yang memprihatinkan tersebut, maka sejak tahun 2015 Presiden Jokowi telah menyatakan “Indonesia Darurat Narkoba” dan menegaskan bangsa Indonesia “Perang terhadap Narkoba”.

Badan Kerjasama Sosial Usaha Pembinaan Warga Tama (BERSAMA), sebuah organisasi yang lahir dan diresmikan pada 26 Juni 1978 merupakan perwujudan kesadaran masyarakat akan perlunya partisipasi sosial dalam rangka meningkatkan daya tahan masyarakat terhadap ancaman bahaya penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (Napza/Madat/Narkoba).

Guna semakin memantapkan peran dan fungsi organisasi BERSAMA ini, Ketua Umum BERSAMA Mayjen Pol. (Pur). Putera Astaman didampingi Ketua BERSAMA Provinsi Bali Dr. I Gede Wardana Bali, terus bergerak dalam upaya penanggulangan bahaya penyalahgunaan narkoba dengan membentuk Laskar Gerakan Nasional Perang Melawan Narkoba (LGNPMN).

Untuk itu, BERSAMA telah melakukan audensi dengan Gubernur Bali Wayan Koster pada bulan Februari lalu, dan kembali melakukan audensi dengan Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Srtha Ardana Sukawati, di Kantor Gubernur Bali, Jumat (5/4).

“Organisasi BERSAMA membina seluruh aspek sumber daya organisasi dengan membangun dan membina tiga komunitas strategis yaitu komunitas warga berprestasi tanpa madat atau warga utama (Warga Tama), komunitas insan bekerja dan berkarya stop narkoba (Warga Karya), dan komunitas warga anti narkoba atau anti madat (Warga Adat),” jelas Ketum BERSAMA Mayjen Pol. (Pur). Putera Astaman, disela audensi dengan Wagub Bali.

Dijelaskan, tugas pokok organisasi BERSAMA, adalah mendukung dan berpartisipasi aktif melaksanakan kegiatan pemerintah dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba.

“Tugas pokok kami bertujuan untuk mewujudkan pengurangan kebutuhan akan narkoba disebut Drug Demand Reduction (PDR), merehabilitasi para pecandu, pemadat narkoba, miras, yang dikhawatirkan akan merusak sendi-sendi kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat,” ujar mantan Kapolda Sulsel dan Subangsel ini.

Meski usia tak lagi muda, namun mantan perwira bintang dua asal Bali ini bersama Ketua BERSAMA Provinsi Bali I Gede Wardana, tetap gesit, greget dan jengah terhadap permasalahan narkoba. Apalagi angka kasus narkoba di Bali cenderung tinggi.

“Kami punya program untuk membentuk satu juta laskar Gerakan Nasional Perang Melawan Narkoba (GNPMN) di Bali termasuk mitra laskar,” ungkap Ketua BERSAMA Provinsi Bali I Gede Wardana.

Lebih lanjut dikatakan, pembentukan laskar GNPMN sudah dibentuk di perguruan tinggi seperti Unud, Universitas Ngurah Rai, Universitas Mahasaraswati, dan sekolah-sekolah.

Difasilitasi oleh Kopertis Wil. VIII/LL.Dikti, para rektor dan bekerja sama dengan instansi pemerintah terkait dibawah naungan BNN, BERSAMA juga akan merancang program desa bersih dari narkoba (Desa Bersinar).

Wardana sangat mengapresiasi dan mengaku senang semua pihak memberikan dukungan terhadap upaya bersama untuk memerangi narkoba dan menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba.

“Salah satu implementasi dari giat BERSAMA untuk melawan narkoba adalah dengan melakukan tes urine kepada calon mahasiswa baru,” sebut mantan Bupati Buleleng ini.

Sementara itu, ditempat yang sama, Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, Bali yang merupakan destinasi wisata dunia sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh negatif yang dapat mengancam keberlangsungan kehidupan sosial dan budaya masyarakat Bali.

“Diantara pengaruh negatif tersebut yang paling menonjol adalah penggunaan obat-obatan terlarang. Sebab itu, Pemprov Bali menyambut baik upaya yang dilakukan organisasi BERSAMA untuk bersama-sama memerangi penyalahgunaan narkoba,” ucap Wagub yang lebih populer dipanggil Cok Ace ini. (red)