Gianyar (Penabali.com) – Untuk memupuk optimisme dan mendorong kerja sama dalam menghadapi tantangan ekonomi di tahun yang akan datang, BPR Kanti mengadakan seminar Economic Outlook 2025 yang berlangsung di Gedung Pusdiklat BPR Kanti, Batubulan, pada Jumat, 22 November 2024.
Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba, menyatakan bahwa optimisme dalam menghadapi ekonomi 2025 sangat penting, meskipun hasil Pilkada tidak mempengaruhi hal tersebut. Ia mengajak seluruh pihak untuk bersatu dalam membangun Bali, khususnya sektor pariwisata yang menjadi andalan perekonomian daerah.
“Pilkada adalah bagian dari siklus lima tahunan. Setelah itu, mari kita bersama-sama membangun Bali yang lebih baik,” ujar Amitaba dalam acara seminar Economic Outlook 2025 di Gedung Pusdiklat BPR Kanti, Batubulan, pada Jumat, 22 November 2024.
Seminar ini juga menjadi kesempatan bagi BPR Kanti untuk bertemu dengan nasabah, mitra kerja, dan pemerintah. Selain itu, acara ini juga dimeriahkan dengan pengundian produk tabungan Arisanku yang berhadiah dua sepeda motor Scoopy dan TV 32 inci untuk periode Oktober dan November 2024, serta grand prize berupa Mitsubishi Pajero dan Expander yang akan diundi pada 27 Desember 2024.
“Melalui seminar ini, BPR Kanti berharap dapat membangun optimisme dan mendorong kerja sama untuk mengatasi tantangan ekonomi di tahun yang akan datang,” ujar Amitaba.
Dalam kesempatan yang sama, pengamat perbankan, Viraguna Bagoes Oka, menyatakan bahwa Pilkada 2024 diharapkan dapat menjadi salah satu pemicu perbaikan ekonomi pada 2025. Viraguna menjelaskan bahwa jika Pilkada berlangsung aman dan damai, ekonomi Indonesia, khususnya Bali, akan memiliki kesempatan untuk berkembang lebih baik.
Ia juga menyoroti potensi strategis Indonesia yang mampu menarik perhatian global berkat kekayaan sumber daya alam. Namun, tantangan besar seperti kesenjangan ekonomi yang semakin lebar dan maraknya judi online harus mendapat perhatian serius.
“Lembaga keuangan perlu bersinergi dengan otoritas keuangan dan menghadapinya dengan bijaksana, terutama mengingat persaingan yang semakin ketat dengan fintech,” jelasnya.
Viraguna menambahkan, Bali yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah harus fokus pada penguatan sektor perbankan dan pariwisata. Pemimpin Bali yang terpilih diharapkan mampu membawa perubahan positif pasca-pandemi, terutama dalam mendukung pelaku usaha lokal yang masih berjuang untuk pulih. “Pemimpin Bali mendatang harus mampu menghadapi tantangan besar di sektor perbankan. Banyak pelaku usaha lokal yang masih berjuang pulih akibat dampak pandemi,” pungkasnya. (red)