BI Bali dan TPID Badung Siapkan Strategi “4K” Antisipasi Dampak Covid-19

Guna memetakan dan mengantisipasi dampak covid-19 terhadap inflasi dan sektor ekonomi secara umum di Kabupaten Badung, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung melaksanakan High Level Meeting (HLM) melalui video conference pada Kamis, 9 April 2020.

Kegiatan HLM dipimpin Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, selaku Ketua II TPID Kabupaten Badung, bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho yang juga Wakil Ketua TPID Provinsi Bali dan diikuti seluruh anggota TPID Kabupaten Badung, dan juga Ketua PHRI Kabupaten Badung.

Pada kesempatan tesebut, Wakil Bupati Badung menyampaikan beberapa hal yang harus segera dilakukan seluruh anggota TPID Kabupaten Badung untuk mengantisipasi dampak COVID 19.

“Kita harus senantiasa memperkuat diri serta menyiapkan langkah-langkah antisipatif, baik dalam melakukan upaya penanganan maupun recovery kedepan, sehingga bisa menstabilkan dan memulihkan kondisi kehidupan secara menyeluruh” tegas Wabup Suiasa.

Lebih lanjut, dirinya menekankan bahwa pengendalian inflasi ditengah dampak covid-19 akan dilakukan dengan tetap berpedoman pada strategi 4K (Ketersedian Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif).

“Terdapat tiga hal yang harus dilakukan yaitu senantiasa mewujudkan sinergi dan kegotongroyongan, membangun konektivitas melalui komunikasi yang efektif, dan membuat pertahanan kuat dengan cara memastikan ketersediaan pasokan masa sekarang dan beberapa bulan kedepan, melakukan pengendalian harga, serta memastikan kelancaran distribusi sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat hingga beberapa mendatang” jelas Wabup Suiasa.

Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, memaparkan terkait kondisi terkini perekonomian di Provinsi Bali termasuk pergerakan harga pangan utama dan komoditas strategis di Kabupaten Badung.

Terkait dengan wabah covid-19 yang berdampak pada perekonomian Kabupaten Badung, seluruh stakeholders diharapkan fokus menjaga kehidupan sosial ekonomi masyarakat agar tetap berjalan aman dan kebutuhan tercukupi, sehingga pemulihan ekonomi kabupaten badung dapat berjalan dengan baik.

“Seluruh masyarakat harus disiplin dalam mengikuti anjuran pemerintah pusat dalam memutus rantai penyebaran covid-19. BI Bali akan selalu memberikan dukungan secara penuh pengendalian inflasi daerah di Kabupaten Badung” tandasnya.

Dikatakan, BI Bali juga memberikan rekomendasi kepada TPID Badung diantaranya adalah menyusun neraca bahan makanan (neraca surplus–defisit) sehingga dapat memetakan komoditas mana yang dapat dipenuhi secara mandiri dan mana yang perlu di supply dari luar, diperlukan kerjasama perdagangan antar daerah kabupaten/kota di Bali untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, dan optimalisasi Controlled Atmosphere Storage (CAS) atau ozonisasi untuk penyimpanan bawang dan cabai pada saat panen raya.

Dari hasil diskusi, ketersediaan pangan beras di Kabupaten Badung masih mencukupi hingga bulan Desember 2020 mendatang, mengingat saat ini Kabupaten Badung tengah panen raya dengan hasil yang cukup baik. Untuk mendukung ketahanan pangan lokal ditengah pandemi COVID 19 ini, TPID Kabupaten Badung menghimbau kepada Perpadi dan penyosoh agar tidak menjual gabah/padi ke luar Kabupaten Badung.

Selain itu, petani dihimbau pula agar hasil panen padi tidak seluruhnya dijual, namun juga disimpan sebagai cadangan pangan keluarga. Lebih lanjut, OPD terkait juga berkomitmen terus membuat kajian dan menerapkan teknologi dalam industri pertanian, perkebunan, maupun perikanan, sehingga dapat meningkatkan produksi maupun produktifitas.

Menutup rapat, Wakil Bupati Suiasa berharap, seluruh pihak terkait agar selalu siap memberikan dukungan, bergerak bersama dan saling membantu untuk pengendalian harga dan menjaga perekonomian untuk kesejahteraan bersama. (red)