Perwakilan Bank Indonesia bersama Wagub Bali Cok Ace, anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya, Bupati Jembrana Putu Artha, melaksanakan panen kakao bersama, Rabu (22/07/2020), di Kelompok Tani Kakao Mertha Abadi, Subak Dana Amrtha Sari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Pada kesempatan ini juga dilaksanakan penyerahan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada UMKM Binaan Bank Indonesia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan panen bersama ini merupakan panen yang kedua kali dilaksanakan pada komoditas kakao di kelompok mitra binaan Bank Indonesia di Kabupaten Jembrana. Panen kakao pertama dilakukan tahun 2019 di salah satu kebun milik petani subak abian di Desa Eka Sari.
Panen bersama di Kelompok Tani Kakao Mertha Abadi merupakan buah perdana yang dihasilkan dari program Bank Indonesia yang dimulai sejak tahun 2018. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kontribusi kakao fermentasi terhadap ekspor nasional, seiring dengan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Selain itu, juga agar tetap survive di masa pandemi covid-19.
“Salah satu tugas BI adalah menjaga stabilitas nilai rupiah. Salah satunya dengan pendampingan dan pembinaan kepada petani sehingga membantu para petani dapat meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya bahkan sampai ekspor seperti kakao Jembrana ini,” terang Trisno.
Trisno juga mengungkapkan, menurut perkiraan petani, sekali panen dari 700 pohon kakao, diperkirakan akan dapat diperoleh 10 kg kakao kering per 10 hari, dan masa panen baru dimulai dan akan berlangsung kurang lebih selama 6 bulan ke depan.
Perkebunan kakao yang menjadi aset Kelompok Tani Kakao Mertha Abadi ini merupakan salah satu kebun penghasil kakao yang menjadi langganan ekspor karena memiliki karakteristik dan kualitas yang termasuk di antara yang terbaik di dunia bersanding dengan hasil produksi Pantai Gading dan Ghana sebagai eksportir kakao terbesar dunia.
Karena itu, kata Trisno, Bank Indonesia akan terus mendukung upaya pemerintah dalam mendorong kakao Jembrana tetap menjadi salah satu komoditas ekspor primadona Bali, sehingga tidak hanya mengharumkan nama Jembrana secara internasional, namun juga memberikan manfaat ekonomi bagi para petani dan masyarakat Desa Eka Sari, serta masyarakat Jembrana secara lebih luas.
“Dengan panen bersama ini kami berharap petani kakao disini terus bersemangat untuk meningkatkan kualitas produksinya, membuat bermacam olahan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kualitas ekspor kakao Jembrana ke luar negeri,” ucapnya.
Di sisi lain, Kelompok Tani Kakao Mertha Abadi juga telah menjalin kemitraan dengan kelompok wanita tani (KWT) yang berlokasi di Desa Candi Kusuma sebagai unit hilirisasi pengolahan hasil kakao. Sehingga penyerapan hasil panen kakao baik yang sudah maupun belum memenuhi standar ekspor, dapat semakin optimal.
Beberapa produk olahan akhir yang telah berhasil diproduksi di KWT Kusuma Sari antara lain produk olahan coklat batang, coklat bubuk, dan produk olahan lain.
Pengembangan yang dilakukan melalui program Bank Indonesia mencakup bantuan teknis berupa pelatihan, pengembangan budidaya seperti pengolahan lahan, pembuatan pupuk, hingga pengembangan produk-produk hilirisasi, seperti sinergi dengan kelompok wanita tani dalam pembuatan produk hasil olahan kakao.
Adapun sebagai bentuk komitmen Bank Indonesia terhadap pengembangan kakao Jembrana melalui Program Sosial Bank Indonesia, diserahkan bantuan berupa tujuh unit infrastruktur sumur bor yang telah dan tengah dibangun, motor roda tiga, cultivator, gerobak dorong, mesin penyemprotan, dan handsprayer.
“Di KWT hilirisasi kakao kami bantu mesin pengolahan coklat, sumur bor, motor roda tiga, pembangunan pavingisasi, dan kanopi di rumah pengolahan coklat,” ungkap Trisno.
Dan tidak hanya di Kelompok Tani Kakao Mertha Abadi dan KWT Kusuma Sari, bantuan PSBI juga diserahkan secara simbolis kepada Gapokdan Vaname Mandiri Desa Budeng Jembrana, antara lain kelengkapan kolam dan gudang penampungan pakan.(red)