Categories Buleleng Pendidikan

Buku “Dinosaurus Punah, Virus Tidak” Karya Direktur RSUD Buleleng, Sajikan Fakta Hadapi Covid-19

Buleleng (Penabali.com) – Kesibukan sebagai dokter spesialis penyakit dalam sekaligus pejabat tinggi pratama di Pemerintah Kabupaten Buleleng, tidak lantas menyurutkan semangat Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng, Putu Arya Nugraha, untuk menulis.

Telah menulis 3 buah buku sebelumnya, pria asal Desa Kayuputih itu belum lama ini juga telah merampungkan satu buku terbarunya “Dinosaurus Punah, Virus Tidak” yang diterbitkan Mahima Institute Indonesia. Buku setebal 300 halaman itu memuat pengalamannya dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Guna mengapresiasi buku yang terbit pada Mei 2022 silam itu, Dinas Arsip dan Perpustakaan (DAPD) Kabupaten Buleleng menggelar acara bedah buku yang bertempat di Warung Makan Ranggon Sunset, Selasa (27/9/2022).

Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, hadir untuk membuka acara yang dihadiri kalangan ASN, akademisi, dan pelajar di Kabupaten Buleleng itu. Sementara pembedahan buku dibawakan pendiri Mahima Institute Indonesia, Kadek Sonia Piscayanti.

Pada kesempatan itu Putu Arya Nugraha memgungkapkan tujuannya menulis buku “Dinosaurus Punah, Virus Tidak” itu adalah sebagai bentuk tanggung jawab dirinya sebagai seorang intelektual. Melalui tulisannya, Arya ingin menyajikan fakta-fakta terkait pandemi Covid-19, sehingga dapat membuka wawasan masyarakat.

Selain itu, sebagai seorang dokter yang juga hobi menulis, Arya mengaku menjadikan buku ini sebagai kawin silang antara pengetahuan dunia medis dengan dunia sastra.

“Sastra itu ajaib, hal-hal baik dari kita bisa disodorkan kepada masyarakat dalam bentuk tulisan-tulisan,” pungkas Arya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng Gede Suyasa menyampaikan apresiasinya kepada Putu Arya Nugraha atas kiprahnya sebagai penulis, dan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) yang lain untuk ikut menjadi penulis.

Suyasa juga berharap semakin banyak penulis di kalangan ASN karena buku yang ditulis tidak sekadar menjadi bahan bacaan, namun diharapkan juga termuat pengalaman inspiratif terkait dunia pekerjaan ASN yang bisa memperluas wawasan pembacanya.

“Harus diberikan apresiasi, kalau bisa menjadi contoh dan vibrasi bagi pejabat lain atau pegawai lain yang terdorong untuk menulis pengalaman-pengalaman kerjanya, sehingga terdokumentasi dan bisa menjadi bahan pelajaran untuk generasi berikutnya,” ujar Suyasa.

Sejalan dengan Suyasa, Kepala Dinas Arsip Perpustakaan Daerah Kabupaten Buleleng, Made Era Oktarini, memberikan dukungan penuh apabila ASN ingin menjadi penulis. Hal itu pihaknya wujudkan dengan membantu apabila ada yang mengajukan naskahnya.

“Kami siap bekerjasama kepada penulis-penulis yang lain, silahkan langsung ke DAPD,” tutup Era. (rls)