Buleleng (Penabali.com) – Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra mengajak semua lapisan masyarakat untuk selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar terhindar dari virus dan penyakit.
Hal tersebut disampaikan Wabup Sutjidra saat memimpin kegiatan apel krida yang diikuti pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan pegawai di lingkup Pemerintah Kabupaten Buleleng, bertempat di Taman Kota Singaraja, Jumat (13/05/2022).
Lebih lanjut Wabup Sutjidra mengatakan, saat ini ada beberapa isu kesehatan yang terjadi di Buleleng. Salah satunya adalah penyakit rabies. Terkait hal itu, Sutjidra yang juga seorang dokter ini, menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan dan Pertanian untuk memberikan penanganan yang intensif.
“Agar tidak terjadi kasus yang fatal di masyarakat karena gigitan anjing yang terinfeksi virus rabies,” ucap Sutjidra.
Selain itu, Wabup juga menyampaikan kepada masyarakat agar selalu mewaspadai penyakit demam berdarah. Sutjidra mengajak masyarakat selalu menerapkan 3M yakni Mengubur barang bekas, Menguras, dan Menutup tempat penampungan air. Hal tersebut dilakukan untuk memutus siklus hidup nyamuk.
“Yang memiliki bayi atau balita juga disarankan untuk tidur menggunakan kelambu agar tehindar dari gigitan nyamuk. Semua disebabkan oleh virus, kuncinya adalah menerapkan selalu PHBS,” kata Sutjidra.
Untuk pencegahan, Sutjidra mengintruksikan kepada Dinas Kesehatan Buleleng agar terus mendistribusikan serbuk abate di tingkat puskesmas. Bubuk abate ini dapat ditaburkan pada tempat penampungan air untuk mematikan jentik nyamuk.
”Mohon Kadiskes untuk selalu memonitoring dan mendistribusikan bubuk abate ke puskesmas dan masyarakat. Jangan sampai ketika dibutuhkan, ketersediaan bubuk kosong,” pesannya.
Terkait dengan isu penyakit hepatitis akut atau misterius yang telah terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Wabup Sutjidra mengajak masyarakat untuk menjaga makanan tetap higienis.
“Selain harus selalu mencuci tangan, makanan juga harus dimasak sampai matang. Karena yang setengah matang masih mungkin mengandung bakteri salmonela yang berbahaya bagi kesehatan,” imbuhnya.
Mengenai virus Antraks yang menjangkiti ternak di beberapa daerah di Pulau Jawa, Wabup asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini menginstruksikan kepada dinas terkait untuk sementara tidak mendatangkan sapi maupun daging yang berasal dari Jawa.
“Sudah banyak sekali kasus dan kalau mengenai manusia akan fatal. Ini tugas Dinas Kesehatan dan juga Pertanian,” tegasnya. (rls)