Singaraja ( Penabali.com ) – Menjelang pemungutan suara Pemilihan Perbekel (Pilkel) di 11 desa di Kabupaten Buleleng pada 24 September mendatang, Pemerintah daerah melakukan pemetaan terhadap daerah – daerah rawan konflik jelang pemungutan suara. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, usai melaksanakan Rapat Koordinasi dengan sejumlah instansi terkait pada Kamis (21/9) kemarin.
Suyasa mengaku sudah melakukan pemetaan dan daerah – daerah yang berpotensi konflik. Hanya saja pihaknya enggan menyebutkan daerah – daerah itu.
“Untuk daerah rawan sudah pasti ada. Tetapi kita tidak buka karena itu data untuk kepentingan pendeteksian dini,”ungkasnya
“Potensi konflik sudah kita petakan. Cuman kita tidak buka. Karena ini bentuknya pendeteksian dini,” ungkapnya
Suyasa menyebut, penentuan daerah rawan konflik berdasarkan beberapa aspek, seperti lokasi, jumlah peserta, hingga karakteristik calon. Apalagi pada pilkel ini, ada pertarungan antara incumbent (petahana) dengan staf desa maupun dengan pengurus Desa Adat. Selain itu, ada pula incumbent melawan empat pendatang baru.
“ Maka kita himbau, agar tim pengawas menyampaikan himbauan serta edukasi kepada semua calon dan masyarakat pendukung supaya mengikuti tahapan pilkel dengan baik,”tegasnya.
Disisi lain, Panitia Pilkel serentak Buleleng sudah melakukan pendistribusian logistik. Semua logistik baik kota suara, surat suara, dan tinta sudah selesai didistribusikan ke semua desa yang melaksanakan Pilkel. ( ika )