Bunda PAUD Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster saat membuka acara Workshop Pendidikan Kebencanaan Bagi Penglola dan Pendidikan PAUD Tahun 2019 di Aula BP PAUD dan Dikmas, Denpasar, pada Rabu (16/10), mengatakan berada dalam wilayah Ring of Fire atau dikelilingi oleh gunung berapi yang rentan akan bencana alam, maka pembekalan terhadap mitigasi bencana sudah sepatutnya diberikan sejak usia dini.
Mitigasi bencana menurutnya, salah satunya adalah penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Maka itu, keberadaan guru Taman Kanak-Kanak (TK) memegang peranan penting dan strategis dalam mentransfer ilmu termasuk strategi jitu dalam transfer ilmu kebencanaan.
“Mendidik anak usia dini dari generasi alpha bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah dengan tantangan tersendiri. Sebab sejak lahir generasi ini sudah hidup di dunia dengan perkembangan teknologi yang tumbuh pesat.
Untuk itu, pendekatan pemberian pemahaman mesti disesuaikan dengan karakter dan kondisi anak-anak saat ini. Tujuannnya agar penyampaian pengetahuan tersebut mudah diserap dan diterima dengan baik.
“Sehingga pada saat terjadi bencana setidaknya anak-anak sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan,” terangnya.
Disamping pemahaman bencana, guru TK juga menurutnya memegang peran sangat strategis dalam masa tumbuh kembang dan pembentukan kepribadian serta karakter anak sejak usia dini.
Oleh sebab itu, sebagai pendidik di usia emas dari para generasi ini, guru TK diharapkan memahami betul karakter dari generasi ini sehingga mereka akan tumbuh menjadi generasi penerus yang berkarakter dan berkepribadian bangsa.
Lebih jauh, Ny. Putri Suastini Koster menyampaikan, pada usia emas perkembangan anak bukan hanya pada aspek kecerdasan tetapi juga aspek perkembangan yang mencakup moral spiritual, fisik motorik, sosial emosional, kognitif, bahasa dan estetika.
“Kemajuan teknologi yang sangat pesat akan mempengaruhi karakter dan kepribadian mereka. Bagaimana membentuk anak melek teknologi tapi tetap berkarakter dan berkepribadian bangsa. Guru TK berperan sebagai pendidik, pengajar serta peletak pondasi dasar pendidikan generasi penerus bangsa,” sebutnya.
Terkait penyelenggaran workshop kebencanaan tersebut, istri orang nomor satu di Bali ini menyambut baik dan mengapresiasi penyelenggaraan workshop dimana dengan kegiatan ini para guru dapat mengetahui bagaimana cara memitigasi bencana dengan baik. Dan kemudian memahami cara mentransfer ilmu tersebut kepada anak-anak didiknya.
Workshop yang diselenggarakan selama dua hari sampai dengan tanggal 18 Oktober ini diikuti 40 guru-guru TK se-Bali. (red)