Berbaliknya dukungan Golkar terhadap Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati Badung, Diatmika-Muntra, menimbulkan kekecewaan di internal kader partai berlambang pohon beringin ini.
Buntutnya, sebanyak 57 orang pengurus desa dan kecamatan serta provinsi mengundurkan diri. Perwakilan dari mereka datang ke Kantor DPD Partai Golkar Provinsi Bali, Senin (07/09/2020) dan diterima Sekretaris Golkar Bali Made Dauh Wijana, dan Wakil Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali Komang Suarsana.
Perwakilan massa, Wayan Sumantra Karang mengungkapkan kehadiran kader-kader Golkar Badung ini sebagai buntut kekecewaannya terhadap keputusan Partai Golkar Bali yang menganulir rekomendasi Paslon Diatmika-Muntra, dan justru balik badan mendukung Paslon yang diusung PDI Perjuangan, Giri Prasta-Suiasa.
Atas kekecewaan itu, 57 pengurus desa, pengurus kecamatan, dan pengurus provinsi mengundurkan diri. Ada beberapa alasannya. Yaitu:
Pertama, Partai Golkar tidak sesuai mandat dan hasil munas tanggal 4 Desember 2020 dimana memprioritaskan dan memberikan ruang penuh kepada kader yang ingin maju pada Pilkada;
Kedua, Partai Golkar tidak menghormati proses dan mekanisme di internal partai. Ini terbukti dengan pemberian rekomendasi di Badung tidak melalui proses yang telah dilalui oleh Partai Golkar maupun koalisi;
Ketiga, mengabaikan aspirasi kader di bawah sehingga kader merasa tidak dihargai. Padahal, dalam realitas politik pada Pilkada 2015 lalu, Partai Golkar mendukung pasangan yang dicalonkan PDI Perjuangan. Hasilnya, Partai Golkar tidak mendapat manfaat apapun. Salah satunya dengan banyaknya penekanan yang berimbas ada penurunan jumlah kursi di DPRD Badung maupun DPRD Provonsi Bali;
Keempat, meminta kepada DPD II Golkar Badung dan Ketua DPD Golkar Bali untuk memberikan klarifikasi dan penjelasan kepada DPP tentang prosedur dan mekanisme yang telah dilalui dan dilakukan oleh Partai Golkar maupun koalisi;
Kelima, pengurus dan kader Partai Golkar di Badung merasa kecewa dengan sikap Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Partai Golkar Gde Sumarjaya Linggih serta anggota Pemenangan Wikayah Bali-NTB-NTT I Putu Yudha Suparsana yang terkesan arogan dengan elit partai di Bali yang berakibat pada keputusan sepihak pada Pilkada Badung sehingga kader Badung di bawah menjadi korban;
Keenam, meminta DPP Partai Golkar untuk menertibkan oknum DPP yang tidak memberikan informasi yang benar kepada ketua umum.
“Ini ungkapan kekecewaan kami, kami cinta Golkar. Kami tahu dari Golkar itu menggunakan mekanismenya, ada AD/ART-nya tapi belakangan ini tidak ada,” ungkap Sumantra.
Sementara itu, Sekretaris Golkar Bali Made Dauh Wijana mengatakan akan membawa aspirasi dan sikap dari kader Golkar Badung ini ke pimpinan yakni Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali, Nyoman Sugawa Korry.
“Kami hargai aspirasi teman-teman dan terpenting mari sama-sama jaga kondusifitas,” ujar Dauh Wijana. (red)