Jakarta (Penabali.com) – Label pakaian asal Bandung, Cottonology, akan meluncurkan koleksi pakaian bertema Pokémon pertamanya. Sebelum dirilis untuk umum, koleksi yang diberi nama Cottonology Pokémon Collection ini dijadwalkan untuk dapat dipesan lebih awal mulai Rabu (1/6/2022) melalui program penjualan di marketplace Blibli.com.
“Mulai tanggal 1 Juni sampai dengan 31 Juli mendatang, Cottonology bekerja sama dengan Blibli.com mengadakan program pembelian Cottonology Pokémon Collection. Selama periode ini, para penggemar dapat memesan T-shirt lebih awal dari tanggal rilisnya di Indonesia,“ ujar Carolina Danella Laksono, CEO Cottonology.
Koleksi Cottonology Pokémon Collection akan dirilis untuk umum mulai Juni 2022. Koleksi ini menghadirkan Pikachu, Eevee, dan Squirtle di T-shirt yang nyaman untuk dipakai sehari-hari. Desainnya yang colorful dan eye-catching membuatnya mudah di-mix & match untuk gaya sehari-hari.
“Tidak terbatas pada anak muda saja, harapan kami Cottonology Pokémon Collection juga dapat menjangkau berbagai kalangan di Indonesia. Didukung dengan kualitas bahan terbaik dan harga terjangkau, kami optimis koleksi ini akan mendapat sambutan baik di masyarakat,” harap Carolina.
Saat ini, Cottonology menjadi salah satu brand favorit anak muda di Indonesia. Berbagai produk fesyen Cottonology seperti T-Shirt, kemeja, jaket, celana, hingga aksesoris seperti dompet dan parfum mengundang perhatian karena desainnya yang minimalis dan colourful.
Cottonology adalah bagian dari PT GM Textile, perusahaan yang telah eksis di Indonesia lebih dari 60 tahun dengan fokus pada produksi kain tenun. Merek lokal ini telah menjual lebih dari 400 ribu item pakaian pria di seluruh Indonesia. Dalam proses produksi, UKM ini melibatkan penjahit lokal di sekitar Bandung yang terdiri dari perajin rumahan, individu, atau lepasan.
“Saat ini kami juga merilis parfum Cottonology Ocean Blue. Bagi kami, fesyen itu tidak saja tentang apa yang kita lihat, tapi juga apa yang kita rasa. Kalau indah di mata namun tidak nyaman untuk dihirup, maka filosofi fesyen itu tidak tercapai. Sebab bagi kami, fesyen adalah aktualisasi diri secara utuh, bukan sekedar mata saja,” ungkapnya.
Cottonology berencana melakukan ekspansi ke pasar ASEAN. Menurut Carolina, pasar ASEAN cukup besar dan memiliki potensi yang menarik.
“Ada lebih dari 600 juta jiwa penduduk ASEAN, mulai dari Singapura, Malaysia, Thaliand dan sebagainya. Jika kita ambil 0,1 persen saja, maka kami sudah memiliki pasar 600 ribu orang. Dengan konsumen sebesar itu, banyak sekali efek dominonya,” jelasnya lagi.
Cottonology saat ini sedang proses untuk mendapatkan sertifikasi ISO agar standarisasi dan sertifikasi bisa menjamin produk-produknya lebih aman dari pencurian hak cipta.
“Agar kedepan bisa memberi kemudahan dalam pengembangan usaha antara lain melalui waralaba dan lisensi,” tuturnya. (rls)