Buleleng (Penabali.com) – Guna mempersiapkan langkah-langkah mitigasi mengantisipasi potensi dampak La Nina pada musim hujan, Pemerintah Kabupaten Buleleng melaksanakan Rapat Kesiapsiagaan Bencana yang dipimpin Sekda Buleleng, Gede Suyasa, bertempat di Gedung Unit IV Kantor Bupati Buleleng, Selasa (23/11/2021).
Ditemui seusai rapat, Sekda Suyasa mengatakan bahwa dari hasil pemaparan BMKG, bahwa La Nina merupakan anomali suhu yang berdampak pada peningkatan curah hujan. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Buleleng akan mengingatkan melalui surat edaran terkait langkah-langkah yang direkomendasi BMKG termasuk masukan dari para peserta rapat.
“Ini dilakukan agar menjadi pedoman di setiap institusi termasuk juga kepala wilayah, baik itu camat, perbekel, maupun yang lainnya,” ucapnya.
Terkait dengan koordinasi lapangan, Suyasa menyampaikan pihak BPBD Kabupaten Buleleng menyiapkan skema-skema jika nantinya terjadi pengaruh La Nina didalam satu kawasan tertentu.
“Ini tentu kita baru antisipasi dan mudah-mudahan tidak berdampak yang lebih jauh,” harapnya.
Lebih lanjut, Suyasa menjelaskan pada bulan Februari tahun 2022, di Kabupaten Buleleng memiliki curah hujan yang tinggi, hal itu dilihat dari pemaparan BMKG. Setiap tahunnya, Pemerintah Kabupaten Buleleng dan masyarakat melakukan antisipasi terjadinya bencana alam dengan melakukan pembersihan sungai, menghindari pembuangan sampah sembarangan, membersihkan pohon-pohon yang ada di jalan, dan segera melaporkan jika ada potensi bencana di suatu tempat.
Di tempat yang sama, Dwi Hartanto selaku Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III mengatakan La Nina ini mengakibatkan Bali pada umumnya, dan Kabupaten Buleleng pada khususnya sering mengalami hujan deras dalam satu bulan terakhir.
“Perlu diingat, bahwa La Nina itu bukan badai tropis, tetapi hanya fenomena alam yang menambah curah hujan. Jadi itu suatu informasi penting yang kami sampaikan ke masyarakat,” ujarnya.
Maka dari itu, pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar tidak panik, namun harus tetap waspada dan melakukan antisipasi mitigasi dengan menebang pohon yang sudah tua, membersihkan sungai atau got, memasang rambu-rambu rawan longsor dan lain sebagainya.
Selain itu, pihaknya juga menyampaikan selain mitigasi yang dilakukan, respon cepat dari informasi BMKG terkait cuaca ekstrem sangat perlu dilakukan Pemkab bisa langsung melihat seberapa besar dampak curah hujan yang akan terjadi. (rls)