Penabali.com – Buah vanili Bali dengan sistem panen selektif polong ternyata menghasilkan buah vanili yang berkualitas, dibanding panen dengan sistem ruut/tandan.
“Panen dengan sistem selektif polong itu mana yang matang itu yang dipetik,” kata Ketua Kelompok Tani Bali Yeh Hembang Kauh Made Yudiana.
Yudiana menuturkan, pemetikan buah vanili dengan sistem panen selektif polong menjadikan vanili Bali dikagumi kualitasnya oleh pasar Eropa.
“Memang lebih memakan waktu lama di masa panen, tapi ternyata hasil panen ini yang memberikan kualitas super yang dicari pasar mancanegara, dan kita bisa bersaing harga mahal,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Balai Karantina Denpasar, Terunanegara mengatakan Bali kembali menjadi sorotan pasar ekspor Eropa karena mampu memberikan kualitas super untuk komoditas pertaniannya termasuk buah vanili selain buah segar lainnya.
Saat meninjau perkebunan vanili di Kabupaten Jembrana, Rabu (10/02/2021) kemarin, Terunanegara mengungkapkan fakta di lapangan bahwa potensi vanili di Bali khususnya di Jembrana memberikan prospek yang sangat luar biasa untuk peningkatan ekspor. Hal ini terlihat dari program petani Bali yaitu “Satu Petani Seribu Pohon Vanili”. Dimana targetnya adalah seribu petani untuk seluruh Bali sehinggga bisa mengimbangi kebutuhan pasar mancanegara yang terus meningkat.
“Program Satu Petani Seribu Pohon sejalan dengan program gratieks yaitu sama-sama arahnya ke peningkatan ekspor, kerjasama petani dan karantina sangat penting,” ujar Terunanegara dihadapan Kelompok Tani Bali Yeh Hembang Kauh yang memiliki luas kebun sekitar 100 hektar dengan jumlah anggota 110 petani.
Selain peningkatan produksi dan kualitas, penambahan pasar juga mutlak dilakukan. Hal ini untuk menyeimbangkan antara produksi dan distribusi sehingga tidak ada penumpukan hasil panen yang nantinya bisa menjatuhkan harga.
Dari data Iqfast Karantina Denpasar, di tahun 2020 ekspor vanili dari Bali untuk pasar USA dan Eropa mencapai 30 ton.
“Karantina akan mencarikan pasar-pasar baru sehingga petani tetap semangat berproduksi dan tahu kemana pemasarannya,” tambah Terunanegara. (red)