Buleleng (Penabali.com) – Pada jaman sekarang ini, pemilahan sampah rumah tangga menjadi salah satu perhatian khusus pemerintah dalam mengurangi sampah plastik. Seperti halnya di Desa Sangsit yang kini memiliki strategi bagaimana memerangi sampah plastik.
Perbekel Desa Sangsit, Putu Arya Suyasa, saat ditemui di lokasi pemilahan sampah, Kamis (31/3/2022), menyampaikan dalam pemilahan sampah rumah tangga, pemerintah desa melakukan pembuatan bank sampah melalui Gerakan Bangkit Sangsit Bersih (Gerbangsih) bekerja sama dengan Bank Sampah Induk (BSI) Kabupaten Buleleng.
Lebih lanjut, Perbekel Suyasa mengatakan, program yang dibuat sekarang ini sudah berjalan satu bulan dengan membuat stategi dimana aparatur desa, pimpinan LPD, pengurus BumDes, dan kader-kader Posyandu dengan membawa sampah plastik sebanyak 1 kilo setiap pengambilan gaji.
Selain itu, masyarakat yang mendapatkan bantuan baik BLT, PKH, maupun bantuan-bantuan yang lain serta masyarakat yang mencari administrasi kecuali kesehatan dan pendidikan di Desa Sangsit juga wajib membawa sampah plastik.
“Kesehatan dan pendidikan itu sangat penting bagi kesehatan masyarakat. Untuk itu, kita tidak perlu memberikannya persyaratan yang wajib membawa sampah plastik,” ucapnya.
Lebih jauh Suyasa menegaskan, melalui adanya program ini, diharapkan tingkat kesadaran masyarakat dalam menabung sampah di Bank Sampah Gerbangsih Desa Sangsit semakin bertambah.
“Dari kesadaran kita semua dalam menjaga lingkungan nantinya, dimana hal positif itu dapat dinikmati seluruh masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, terkait lokasinya, pihak desa menggunakan dana dari APBDes dengan menyewa lahan kepada masyarakat seluas 9 are selama 3 tahun, dimana satu bulannya dibayar Rp.1.500.000.
Di sisi lain, Perbekel Suyasa menyampaikan, tingkat kesadaran masyarakat di Desa Sangsit yang sudah mengikuti program Gerbangsih Desa Sangsit ini terutama yang diambil sampahnya di rumah tangga dengan membayar iuran 15 ribu rupiah baru mencapai seribu lebih masyarakat atau 40 persen.
“Kita membuat program Jumat Bersih setiap pagi secara bergilir di masing-masing dusun. Bersyukur masyarakat kami sekarang yang inisiatif melakukan gotong royong,” pungkasnya.
Untuk diketahui juga, dalam lokasi itu juga nantinya dibuatkan gudang sampah plastik yang sudah dipilah maupun yang belum, di sebelah utaranya dibuatkan untuk PKK tanaman apotik hidup, dari karang taruna dengan dibuatkan maggot. Tempat tersebut juga akan dipajang hasil-hasil karya buah tangan dari siswa-siswi baik tingkat SD, SMP, maupun SMA.
“Dari tingkat sekolah itu, kita lombakan dalam pembuatan seni karya tangan dari bahan bekas seperti botol kaca, kaleng dan lain sebagainya,” tutupnya. (rls)