Buleleng (Penabali.com) – Sampai saat ini, penanganan sampah masih menjadi permasalahan klasik tak terkecuali desa-desa di Kabupaten Buleleng.
Sebagian besar desa telah melakukan pengolahan sampah lewat program TPS3R dan bank sampah. Upaya serius pun terus dilakukan. Salah satunya yang dilakukan Bank Sampah Kedas Mesari, Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng.
Pengelolaan sampah melalui program bank sampah telah berdampak positif bagi masyarakat Desa Tembok. Pemilihan sampah organik dan non organik hingga peningkatan nilai ekonomi, telah dilakukan. Namun demikian, pengurus Bank Sampah Kedas Mesari masih dihadapkan tantangan.
“Sampai saat ini, masih ada residu sampah plastik yang belum bisa diolah seperti kantong plastik dan plastik multi layer pembungkus makanan. Jumlahnya per dua minggu residu itu bisa mencapai 150 kg. Residu yang tidak bisa diolah itu kami bawa ke TPA milik Pemkab Buleleng,” ungkap Dewa Wili Asmawa, Ketua Bank Sampah Kedas Mesari Desa Tembok, saat ditemui setelah mengikuti acara Sosialisasi dan Bimtek Bantuan Sarana/Prasana Pusat Daur Ulang di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Selasa (8/11/2022), di Ruang Serba Guna Kantor Desa Tembok.
Dewa Wili menyampaikan, residu sampah plastik masih dapat diolah dan memiliki nilai ekonomi. Pengolahannya dengan cara dicacah kecil dan selanjutnya dipress menjadi papan plastik. Dengan adanya bantuan mesin cacah plastik dan mesin pres papan dari Direktorat Pendayagunaan Pesisir dam Pulau-Pulau Kecil Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, dapat mengurangi jumlah residu sampah plastik yang harus dibawa ke TPA.

“Satu set alat ini mempunyai daya produksi hingga 50 kg dalam dua minggu. Setengahnya bisa kita olah menjadi papan plastik. Papan-papan ini akan diolah menjadi meja, kursi dan lainnya sehingga bisa menjadi unit usaha baru di bank sampah kami,” imbuhnya.
Selain mendapat bantuan satu set mesin pres papan plastik, Bank Sampah Kedas Mesari juga memperoleh bantuan satu unit kendaraan roda tiga dan bangunan tempat penampungan sementara. Bank Sampah Kedas Mesari, Desa Tembok, menjadi satu-satunya desa di Bali yang mendapatkan bantuan alat pengelolaan sampah dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Bantuan ini diberikan kapada desa yang berada di pesisir laut. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke laut, terutama sampah anorganik. Sampah anorganik seperti plastik sangat berdampak buruk terhadap kelangsungan ekosistem laut.
Perwakilan KKP RI, Tia Nurbaida Nurbaiti, mengatakan program ini merupakan amanat dari Perpres 83 Tahun 2018 terkait dengan penanganaan sampah di pesisir.
“Kita harapkan dengan bantuan mesin ini penanganan sampah data tuntas dari sumbernya,” ungkapnya.
Dari program ini, diharapkan hingga tahun 2025 nanti 70% sampah di pesisir laut dapat tertanggani dengan baik. Dengan kondisi ini, ekosistem laut akan menjadi lebih terjaga dari polusi sampah. (rls)