Penabali.com – Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma Kota Denpasar masih harus bekerja ekstra keras untuk mempercepat pengaliran air bersih kepada pelanggannya. Pasalnya, kondisi air baku Sungai Ayung Belusung pada tanggal 12 Januari 2021 bercampur pasir, lumpur, dan material sampah akibat hujan deras yang terjadi beberapa hari terakhir.
Akibat hujan deras di hulu sungai tersebut mengakibatkan gangguan produksi di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Belusung. Sehingga perusahaan daerah air minum milik Pemkot Denpasar ini harus cukup intens bekerja ekstra melakukan pengurasan dan penggelontoran pasir dan lumpur di Intake kanal air baku. Karena dengan kondisi demikian, air tidak dapat diolah dan diproduksi.
“20 ribu konsumen kami terganggu karena kondisi alam seperti ini, kami mohon maaf atas pelayanan ini, aliran sungai keruh jadi air tidak bisa kami olah maksimal,” terang Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma Kota Denpasar Ida Bagus Gede Arsana, di kantornya, Jumat (15/01/2021).
Kondisi dilema dialami Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma. Saat musim hujan, jumlah air baku sejatinya cukup melimpah. Namun demikian, air baku sungai saat musim hujan menjadi keruh dan bercampur pasir dan lumpur.
Ida Bagus Arsana yang didampingi Humas Perumda Tirta Sewakadarma Ketut Jombang mengatakan, segala daya upaya terus dilakukan jajarannya untuk melakukan pengurasan pasir dan lumpur yang mengendap dan menghambat produksi air. Namun jumlah pasir dan lumpur yang terbawa arus sungai cukup banyak, membuat petugas PDAM Denpasar kewalahan.

Tak ingin kondisi seperti ini terjadi berulang-ulang utamanya ketika musim hujan datang, pihak Perumda Tirta Sewakadarma merancang akan segera membangun sebuah kanal di aliran Sungai Ayung Belusung yang berfungsi untuk menyaring pasir dan lumpur. Sehingga hanya air baku yang mampu disadap untuk segera bisa diolah.
“Kita akan buat kanal semacam palung air. Tidak seperti sekarang air, lumpur, pasir langsung disadap diproses, di satu sisi bahan kimia tinggi pompa juga terganggu karena pompa itu bukan untuk menghisap lumpur tapi air. Kalau dipaksa bisa saja cuma pipa rontok bahan kimia jadi tinggi,” bebernya seraya mengatakan kanal akan mengefisiensikan penggunaan bahan kimia dan listrik sehingga pengolahan diperingan dan pengaliran air akan lancar ke pelanggan.
Ia menambahkan, pembuatan kanal di Belusung sangat mendesak untuk segera direalisasikan. Ida Bagus Arsana menyebut kanal itu murni usulan Perumda Tirta Sewakadarma ke Kementerian Pekerjaan Umum dengan nilai anggaran Rp.11 milyar.
“Tahun ini akan dilelang pengerjaannya dan kami akan terus berupaya memberikan pelayanan maksimal kepada konsumen. Semoga kondisi air baku Sungai Ayung Belusung segera kembali normal dan produksi dapat berjalan normal agar pendistribusian air ke pelanggan dapat berjalan lancar,” harapnya. (red)