Categories Berita

DJP Gelar Doa Bersama dan Dialog Lintas Agama Rayakan Kemerdekaan RI ke-80

Jakarta (Penabali.com) – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 dengan menggelar doa bersama dan dialog lintas agama di Aula Cakti Budi Bakti, Kantor Pusat DJP, pada Kamis (21/8/2025).

Acara ini menghadirkan sejumlah tokoh nasional, di antaranya Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar M.A sebagai narasumber perwakilan Islam, Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu, Direktur Jenderal Pajak Bimo Wijayanto, staf ahli Kementerian Keuangan, serta pejabat struktural di lingkungan DJP. Kegiatan diikuti pula oleh ribuan pegawai DJP, baik secara langsung maupun melalui daring.

Selain Menteri Agama, hadir pula perwakilan dari berbagai keyakinan, antara lain Romo Antonius Suyadi (Kristen), Banthe Jayamedho Thera (Buddha), I Nyoman Widia (Hindu), serta Xiang Seng Budi S. Tanuwibowo (Konghucu). Kehadiran mereka menjadi simbol kerukunan sekaligus dukungan terhadap peran DJP dalam menghimpun penerimaan negara untuk pembangunan nasional.

Dalam sambutannya, Dirjen Pajak Bimo Wijayanto menekankan pentingnya persatuan dan integritas dalam menjalankan tugas perpajakan. Ia menyebut tema kemerdekaan tahun ini, “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, sejalan dengan semangat Hari Pajak 2025 bertajuk “Pajak Tumbuh, Indonesia Tangguh.”

“Syukur atas kemerdekaan perlu diwujudkan dengan menjaga persatuan dan menjadi aparatur pajak yang berintegritas,” ujarnya. Bimo juga menyampaikan apresiasi kepada Menteri Agama yang turut memperkuat semangat toleransi dan kebersamaan lintas iman.

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengajak jajaran DJP untuk mengedepankan sikap santun dalam pemungutan pajak. “Forum dialog ini menjadi kesempatan bagi kita untuk mendapat arahan dari para tokoh agama, agar proses penghimpunan pajak dilakukan lebih manusiawi tanpa melukai hati masyarakat,” jelasnya.

Menteri Agama Nasaruddin Umar juga memberikan apresiasi kepada DJP yang dinilai berani menghadirkan ruang diskusi antara bangsa dan agama. Menurutnya, momentum ini tepat untuk membahas kontribusi agama dalam kehidupan berbangsa sekaligus peran negara terhadap kehidupan beragama. Ia juga mengingatkan agar pajak yang terkumpul disalurkan secara tepat sasaran bagi masyarakat yang membutuhkan.

Melalui kegiatan ini, DJP menegaskan kembali pandangannya bahwa keberagaman budaya, suku, dan agama di lingkungan kerja bukanlah hambatan, melainkan kekuatan. Dialog lintas agama di momen kemerdekaan ini menjadi wujud komitmen DJP untuk menjunjung tinggi toleransi, kebersamaan, serta integritas dalam mendukung pembangunan dan kesejahteraan rakyat. (rls)