Jakarta (Penabali.com) – Setelah mengikuti seleksi dan tahap penjurian pada One Planet City Challenge (OPCC) periode 2021-2022, Provinsi DKI Jakarta terpilih menjadi pemenang nasional OPCC periode 2021-2022.
Sebelumnya, Provinsi DKI Jakarta telah memenangkan tiga kali ajang OPCC di tahun 2015, 2016, dan 2018. Sebagai pemenang nasional, maka Jakarta memenuhi syarat untuk dipertimbangkan sebagai salah satu dari dua pemenang global yang akan diumumkan pada Juni 2022.
Dewan juri yang terdiri dari pakar perkotaan internasional, terkesan pada upaya penanggulangan perubahan iklim Provinsi DKI Jakarta yang komprehensif. Jakarta secara ambisius telah menetapkan target pengurangan emisi karbon jangka pendek pada tahun 2030.
Selain itu, DKI Jakarta juga memiliki rencana aksi mitigasi yang konkret pada sektor-sektor penyumbang emisi gas rumah kaca yang tinggi, khususnya di sektor transportasi.
“Sejalan dengan perjanjian paris untuk menjaga suhu bumi tidak naik lebih dari 1,5 derajat, maka Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan Pergub Nomor 90 tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Rendah Karbon yang Berketahanan Iklim. Dengan adanya Pergub tersebut, maka diharapkan DKI Jakarta dapat menunjukkan bahwa pembangunan dapat dilakukan dengan rendah emisi karbon,” ungkap Anies Baswedan, Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
Mendampingi Kota DKI Jakarta, Kota Balikpapan dan Kota Probolinggo juga terpilih sebagai finalis nasional OPCC 2021-2022. Ini merupakan keempat kalinya Kota Balikpapan terpilih sebagai finalis. Pada OPCC 2021-2022, Kota Balikpapan memfokuskan aksi iklimnya pada upaya-upaya solusi berbasis alam yang juga bermanfaat dan menjadikan Balikpapan sebagai kota yang nyaman untuk tempat tinggal.
Sedangkan Kota Probolinggo yang pada tahun ini berhasil masuk sebagai finalis pertama kalinya, memiliki rencana aksi yang sudah sesuai dengan sektor yang diidentifikasikan sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar, yaitu sektor limbah. Dewan Juri OPCC menilai Probolinggo memiliki perencanaan aksi mitigasi dan adaptasi yang seimbang serta inovatif.
Habib Hadi Zainal Abidin, Walikota Probolinggo dalam sambutannya mengungkapkan, Kota Probolinggo memiliki inovasi dimana limbah tahu dapat dikonversi menjadi bahan bakar murah dan ramah lingkungan dan bermanfaat untuk masyarakat setempat. Hal ini tentunya dapat memotivasi pemerintah daerah lain untuk melakukan inovasi yang bermanfaat bagi kota dan masyarakat sekitar.
Sejalan dengan Walikota Probolinggo, Walikota Balikpapan H.M. Rizal Effendi mengatakan saat ini Balikpapan telah memiliki komitmen dalam mendukung penurunan emisi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Bersama dengan masyarakat, Pemerintah Kota Balikpapan melakukan berbagai upaya pada lima bidang yang menjadi prioritas yakni energi, transportasi, limbah padat, limbah cair dan program tambahan seperti penanaman pohon.
Acara pengumuman pemenang Nasional OPCC 2021-2022 juga turut dihadiri Walikota Bogor Bima Arya selaku Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI). Kota Bogor sendiri pernah menjadi finalis OPCC dan memenangkan We Love Cities di tahun 2016. Bima Arya memotivasi kota dan kabupaten lainnya untuk ikut berpartisipasi dalam kompetisi OPCC berikutnya di tahun 2023-2024.
“Bukan hanya tugas walikota ataupun pemerintah daerah untuk membangun sebuah kota yang berkelanjutan dan berketahanan iklim. Pengalaman Kota Bogor dalam ajang We Love Cities, kami mengajak partisipasi semua kalangan di Kota Bogor untuk terlibat, mendukung, dan memberi masukan kepada kota, untuk menciptakan kota dan tentunya lingkungan yang lebih baik di masa depan,” ungkapnya.
Dalam kompetisi OPCC 2021-2022, Indonesia merupakan negara dengan jumlah peserta terbanyak. Jumlah kota dan kabupaten peserta dari Indonesia meningkat dari 15 peserta di periode sebelumnya menjadi 24 peserta pada periode OPCC 2021-2022. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat membanggakan karena menunjukkan kota dan kabupaten di Indonesia yang terus menerus meningkat untuk menanggulangi perubahan iklim.
Indonesia memang menorehkan prestasi yang membanggakan dalam kompetisi OPCC dan WLC. Keberhasilan pemerintah-pemerintah daerah Indonesia tersebut diharapkan dapat menginspirasi pemerintah daerah lainnya untuk turut berpartisipasi dalam kompetisi ini dan berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan rendah emisi. Kesuksesan Indonesia dalam penyelenggaraan OPCC 2021-2022 tidak lepas dari kerjasama Yayasan WWF Indonesia dengan mitra-mitranya, yaitu Yayasan ICLEI Indonesia, APEKSI dan APKASI/LTKL.
Menurut para ilmuwan dunia, semuanya harus bertindak segera untuk mengurangi emisi GRK secara signifikan hingga 45% pada tahun 2030 dan mencapai net zero emission pada tahun 2050, jika ingin berhasil beradaptasi dengan perubahan iklim. Target ini diadopsi sebagai tujuan dari Perjanjian Paris untuk menjaga suhu global di bawah kenaikan 1,5 C.
Kota sebagai rumah bagi 55% populasi dunia dan menyumbang lebih dari 70% emisi global, memiliki peran penting dalam memenuhi tujuan global tersebut. Oleh karena itu, OPCC 2021-2022 memfokuskan pada tema keselarasan target iklim kota dengan tujuan Perjanjian Paris.
Peserta OPCC telah melaporkan total potensi pengurangan emisi sebesar 3,9 Gt GRK (pada tahun 2050) menggunakan sistem pelaporan CDP-ICLEI. (rls)