Categories Denpasar Upakara

Doa Bersama MKKBN, Memohon Pandemi Covid-19 Segera Berlalu

Penabali.com – Majelis Ketahanan Krama Bali (MKKBN) menggelar doa bersama agar terhindar dari pandemi Covid-19, sekaligus mohon restu dari Sabha Pandita MKKBN yang mengusung tema “Mengimplentasikan Swadharma Agama dan Swadharma Negara” di Denpasar, Sabtu (8/5/2021).

Doa bersama merupakan mengimplentasikan visi MKKBN yaitu “Ngajegang Swadharma Agama lan Swadharma Negara Mangda Pulau Bali Tetap Ajeg sebagai Pulau Dewata, Pinaka Simbol Padma Bhuana” yang sudah mengantongi Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No. AHU-0001360.AH.01.07.Tahun 2021.

Dengan misi “Berpartisipasi Mempertahankan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan UUD 1945”.

Pada kesempatan itu, Dharmatula dengan hadir Raja Puri Pemecutan Bali Anak Agung Ngurah Manik Parasara, Penasehat MKKBN I Made Amir, Ketua Umum MKKBN ADV Ketut Nurasa, Guru Nyoman Gunawan serta Ida Pandita Dasa Daksa Nata Siwa Dharma Gini Nanda.

Menurut Ketua Umum MKKBN Nuarsa, doa tersebut begitu penting dalam situasi pandemi Covid-19, melihat realita masyarakat Bali dan Indonesia khususnya.

Sedangkan secara umum, situasi global telah terjadi peristiwa demi peristiwa, yang paling harus mendapatkan atensi yang krusial.

“Bali ini menangis, Indonesia menjerit, internasional merintih dan tergencang,” ujarnya.

Untuk itu diperlukannya doa selain upaya pemulihan yang dilakukan oleh pemerintah (3T) dan mendukung kompak dari masyarakat terhadap prokes 3M.

Kondisi dan situasi menolak tegas bila pemulihan itu hanya melalui interaktif dan berpuisi, namun keadaan sekarang bergerak dan menuntut perlu gerakan berpengetahuan dan implementasi aktif serta positif thinking.

“Manusia yang lemah dan menderita seperti halnya kita harus berani melepaskan ikatan duniawi secara pelan-pelan sehingga akan mencapai sikap welas asih, kasih sayang, menjadi paras-paros, segilik seguluk, selunglung sebaya antaka,” ujarnya.

Mengingat Pulau Bali begitu banyak mendapatkan julukan seperti Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura, Island of Bali. Tulisan-tulisan pun bertebaran baik makalah, skripsi, disertasi, buku, nopel, pidato para pejabat mengenai julukan Bali.

Ia mengajak mengenang sejarah orang-orang yang menginjakkan kaki padma di Pulau Dewata, sepatutnya berbangga dan penuh hormat dengan Maharsi Markendya, Mpu Raja Kertha yang sering disebut Mpu Kuturan dan Dang Hyang Nirartha atau Pedanda Sakti Wawu Rawuh.

Sementara itu, Raja Puri Pemecutan Bali Anak Agung Ngurah Manik Parasara mendukung kehadiran MKKBN dalam menjaga persatuan dan kesatuan NKRI serta persaudaraan antar sesama orang Bali.

Ia juga mengayomi 150 banjar di Denpasar tidak mempersoalkan beragam perbedaan yang ada, selama sama-sama rukun (guyub) karena Bali terdiri dari beragam suku, budaya, ras, adat dan agama.

Pada kesempatan itu, pihaknya merasa prihatin apabila antar masyarakat Bali tidak rukun. Sepatutnya, pemerintah hadir memberikan pengayoman kepada seluruh masyarakat secara adil agar stabilitas keamanan tetap terjaga.

Oleh karena, Bali sebagai kawasan pariwisata dunia ditambah dengan pandemi Covid-19 akan mempengaruhi citra ke dunia internasional. Untuk itu, pihaknya mengajak semua komponen melakukan introspeksi diri agar Bali selalu ajeg dan damai.

Sedangkan, mantan anggota DPR, Gunawan, mengharapkan kerukunan Bali tetap terjaga agar tidak terjadi peristiwa berdarah Ambon antara umat Kristen dan Muslim. Memang merawat kerukunan perlu upaya bersama dalam mewujudkannya sehingga dapat bergerak menuju Indonesia maju.

Dengan keberagamaan tanah air, tentu memiliki kelebihan maupun kelemahan. Begitu juga dalam mencari keadilan Indonesia membutuhkan perjuangan karena masih nampak tumpul ke atas tajam ke bawah. (rls)