Categories Denpasar Figur

Dukung Pemidahan Ibukota Negara di Kalimantan, Togar Situmorang Sebut Pemerataan Pembanganan

Denpasar (Penabali.com) – Pemerintahan Joko Widodo membuat sejarah dengan memindahkan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur dan merupakan terobosan paling bersejarah dalam rangka Negara Kesatuan Indonesia Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur yang diberi nama NUSANTARA.

Advokat dan kebijakan publik Togar Situmorang asal Batak dan lahir di Ibu Kota DKI Jakarta melihat langkah Presiden Joko Widodo menyampaikan selamat dan berharap Ibu Kota Negara Indonesia yang bernama NUSANTARA bisa menjadi inovasi untuk lebih mampu berkompetitif di dunia global sebagai Kota Pintar, Bersih, Ekonomi Modern, Ramah Lingkungan dan masyarakat dalam melakukan aktifitas bisa menggunakan sepeda, berjalan kaki karena zero emision yang menyediakan pelayanan keamanan, pendidikan, kesehatan berkelas dunia international.

Togar Situmorang menilai dengan Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan akan meratakan arah pembangunan di Pulau Jawa dengan di luar Pulau Jawa untuk Negara Kesatuan Indonesia.

Pemindahan Ibu Kota Negara bukan pertama kali di dunia dimana Mesir memindahkan Ibu Kota Kairo sejak tahun 2015 namun sampai saai ini belum terwujud malah Nusantara menjadi nama Ibu Kota Negara Indonesia, nama Presiden Joko Widodo akan abadi karena sebagai orang pemindahan Ibu Kota Negara dan pemberi nama kota baru tersebut.

“Pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara membutuhkan kekuatan beban mental dan moral juga dana yang besar diharapkan semua dapat mendukung agar bisa terlaksana secara praktek kinerja kegiatan di Ibu Kota Negara Nusantara karena diharapkan di tahun 2024 sebelum habis masa jabatan Presiden Joko Widodo bisa berkantor,” tambah Togar Situmorang, Senin (31/01/2022).

Togar Situmorang menilai Presiden Joko Widodo sedang melakukan transformasi besar-besaran dalam bidang ekonomi sehingga dapat menggenjot pendapatan dari pajak non pajak, meningkatkan lowongan pekerjaan dan selama ini kekuatan modal besar bangkit ekonomi ada di Kalimantan karena penghasil minyak, gas, batu bara, pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pariwisata yang merupakan surga bagi para investor yang tidak pernah habis.

Kalimantan jelas sangat tepat menjadi Ibu Kota Negara yang memiliki luas 743.330 Km memiliki potensi yang besar untuk dieksplore secara ekonomi dan tetap berwawasan lingkungan berkelanjutan.

Togar Situmorang, advokat kondang yang punya kantor berjaringan di berbagai daerah seperti Jakarta, Bali, Bandung menilai sudah tepat Ibu Kota Negara di Kalimantan dan Presiden Joko Widodo sangat rasional dengan terobosan ini karena dilihat potensi kepadatan penduduk di Jakarta sudah sangat over lantas pembangunan jalan tidak seimbang dengan pertumbuhan kendaraan bermotor dan yang utama adalah dapat mendatangkan nilai ekonomi yang merata.

Togar Situmorang menilai dengan penetapan Ibu Kota Negara bernama Nusantara maka tempat tersebut merupakan sentral posisi sama seperti Jakarta dan nama Nusantara karena merupakan nama seluruh wilayah kepulauan Indonesia.

Togar Situmorang sebagai praktisi hukum menilai dengan pemindahan Ibu Kota Negara sudah punya legitimasi hukum yang sah, sehingga tidak perlu diperdebatkan bahkan ada kelompok tertentu yang secara melawan hukum membuat sesuatu penghinaan terkait pemindahan Ibu Kota Negara dan sudah patut hal seperti ini wajib diproses hukum tanpa ada alasan pembenaran atau kata maaf.

“Dimana jelas tujuan dan urgensi Pemerintahan Joko Widodo itu untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan keadilan ekonomi sosial, dimana selama ini jelas ada kesenjangan antara Jakarta, Jawa dan di luar Jawa. Beliau ingin mengimplementasikan Sila Kelima dalam Pancasila yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” dimana tidak akan ada lagi kesenjangan yang ada di negeri ini,” jelas Togar Situmorang yang digadang-gadang banyak pihak maju pada Pilgub DKI Jakarta tahun 2024.

Nusantara, nama tersebut sangat sakral dan tongkat sejarah perjalanan Indonesia dimana pada abad 14 Patih Gajah Mada mengangkat Sumpah Palapa menyebut Nusantara digunakan untuk wilayah kekuasaan Majapahit seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Philipina sumpah tersebut berbunyi “Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, ring Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palapa”.

Pemilik Law Firm TOGAR SITUMORANG ini keinginan Joko Widodo nama Nusantara karena dikenal sejak dahulu kala jaman Majapahit dan ikonik international serta untuk menyatukan juga meratakan kenusantaraan semua Republik Indonesia.

Togar Situmorang ikut bangga karena desain istana Ibu Kota Negara dibuat oleh putra Bali, seorang seniman dan pematung I Nyoman Nuarta karena mampu mewujudkan suatu Istana Negara yang indah, unik serta menjadi ikon dunia karena berbeda dengan Istana Negara manapun sehingga mampu menegakkan harga diri bangsa.

Nusantara merupakan konseptualisme atas wilayah geografis dimana terdapat pulau-pulau dan disatukan oleh lautan sehingga jelas bahwa Indonesia negara maritim dan kemajemukan geografis dan kemanemukan budaya tradisi etnis. Konsep kemajemukan menjadi kesatuan dan bersedia mengakomodasi perbedaan sert kemajemukan itu dan nama Nusantara itu sangat realistis dan heroik.

Tujuan utama pemindahan Ibu Kota Negara jelas sudah untuk membangun Kota Pintar untuk transformasi menuju Negara Indonesia berbasis teknologi, inovasi dan ekonomi maju sehingga Ibu Kota Negara tersebut menjadi Kota Sehat dan warga dalam mobilitas sangat berdekatan hanya berjalan kaki atau sepeda sehingga nol emisi juga pelayanan keamanan, pendidikan, kesehatan kelas dunia dan kita semua harus ucapkan terima kasih kepada Pak Joko Widodo yang telah menciptakan Ibu Kota Negara bernama Nusantara,” tutup Togar Situmorang yang memiliki kantor beralamat di Jl. Gatot Subroto Timur No.22 Denpasar, Jl. Raya Gumecik Gg Melati No.8, By Pass Prof. IB Mantra, Ketewel, Jl. Teuku Umar Barat No.10, Krobokan, dan Jl. Kemang Selatan Raya No.99, Gd Piccadilly, serta Jl. Terusan Jakarta No.181 Ruko Harmoni Kav.18, Antipani Bandung. (rls)