Penabali.com – Ekonom senior Faisal Basri mengatakan rencana pembentukan Holding Ultra Mikro tidak ada kaitannya dengan kesejahteraan rakyat. Sebab menurut dia, satu-satunya alasan BRI mengakuisisi Pegadaian dan PNM hanya ingin masuk dalam jajaran fortune Global 500.
“Jadi tidak hubungannya dengan peningkatan kesehjateraan rakyat. Sebelumnya juga BRI ingin mengambilalih Danareksa, Bank Century, dan Bank Bukopin,” ungkap Faisal dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (3/3/2021).
Faisal juga menuturkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara tata kelola perbankan yang baik dengan rencana merger. Hal ini bisa dibuktikan, BRI pernah memberikan kredit kepada kalangan konglomerat.
Selain itu, ia menilai alasan pemerintah terkait Holding Ultra Mikro yang dapat memperkuat sektor UMKM, tidak tepat. Menurutnya, seharusnya pemerintah melakukan konsolidasi di sektor keuangan dengan memperkuat sektor perbankan.
“Namun justru kenyataannya pemerintah sendiri terkesan enggan melakukan konsolidasi bank-bank miliknya,” ujarnya.
Faisal menilai pemerintah telah gagal mengkonsolidasikan perbankan. Sebab, sejauh ini perbankan hanya mampu menyalurkan kredit tidak sampai 50 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini lebih kecil dibanding dengan negara-negara lain di Asia.
Pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef) ini mengungkapkan, tanpa adanya akuisisi, Pegadaian pun bisa bersinergi dengan BUMN lainnya. Sebab jika proses merger ini terjadi, maka akan berdampak terhadap pegawai Pegadaian yang cenderung menjadi ‘anak tiri’.
“Karena perusahaan besarlah yang akan memegang kendali. Aksi ini juga tidak serta merta bisa menyehatkan BUMN. Akuisisi ini juga akan berdampak pada akses layanan kepada nasabah, khususnya Pegadaian,” ungkapnya.
Faisal menilai holdingnisasi akan lebih cocok mengarah pada klaster keuangan bukan klaster UMKM. Jika ingin membesarkan UMKM, lanjut dia, bukan dengan cara holding, tapi yang paling penting adalah apa bentuk yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk menggabung ketiganya.
Selain itu, jika Pegadaian menerbitkan obligasi atau surat utang ratingnya Triple AAA, artinya obligasi milik Pegadaian lebih murah dari pada pinjaman BRI. Jika ratingnya bagus, barangkali bisa dapat 5%.
“Bahkan jika Pegadaian go global bonds, ini bisa menunjukan bahwa Pegadaian tidak punya masalah modal kerja,” kata Faisal. (red)