Fasilitasi Bantuan Pura dan Gamelan, Alit Kelakan: “Membantu krama adalah kenikmatan bagi saya”

Seorang anggota legislatif baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota, memiliki tugas dan fungsi sebagai kontrol atau pengawasan, legislasi, dan budgeting atau anggaran. Tugas dan wewenang seorang anggota legislatif lainnya salah satunya adalah menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti apa yang menjadi aspirasi, keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Bagi salah seorang anggota legislatif di pusat sebagai anggota Komisi VIII DPR RI, I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan telah mampu menjalankan fungsi dan wewenangnya itu dengan membantu memperjuangkan dan merealisasikan apa yang menjadi kebutuhan di masyarakat. Bukti komitmen politisi PDI Perjuangan yang populer disapa Alit Kelakan itu, adalah dengan memfasilitasi pengajuan proposal permohonan bantuan dari sejumlah kelompok masyarakat di Kabupaten Karangasem. Mulai dari bantuan seperangkat gamelan, bantuan bale pesandekan/bale gong, hingga bantuan pembangunan fisik di Pura dadia.

Pada hari Minggu (08/03/2020), Alit Kelakan bersama tim dalam masa resesnya menyambangi empat lokasi di Kabupaten Karangasem dimana bantuan-bantuan yang ia fasilitasi telah diterima oleh masyarakat.

Lokasi pertama yang disambangi Alit Kelakan adalah di Pura Luhur Bukit Asah, Desa Sengkidu, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Menurut Kelian Adat Sengkidu Jro Mangku Nyoman Wage, bantuan yang difasilitasi Alit Kelakan sudah diterima oleh krama desa. Bahkan bantuan itu sudah diperuntukkan untuk pembangunan pelataran di utama mandala Pura Luhur Bukit Asah, pembangunan bale gong/bale pesandekan, serta pelataran di kawasan Pura.

“Kami mewakili krama mengucapkan terima kasih atas perjuangan Bapak Alit Kelakan yang telah memfasilitasi bantuan ini. Dengan bantuan ini mengurangi beban warga,” ucap Jro Mangku Nyoman Wage didampingi prajuru Pura dan tokoh masyarakat Sengkidu yang juga anggota DPRD Karangasem dari Fraksi PDI Perjuangan, I Wayan Sunarta.

Usai menikmati suguhan air kelapa, Alit Kelakan bersama tim didampingi Sunarta, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Pura Penataran Taman Dalem, Banjar Kelodan, Desa Selumbung, Kecamatan Manggis.

Foto: Pura Penataran Taman Dalem, Banjar Kelodan, Desa Selumbung, Kecamatan Manggis.

Kendaraan roda empat tidak bisa mencapai lokasi Pura Penataran Taman Dalem. Karena itu, Alit Kelakan bersama tim harus menggunakan sepeda motor, melewati jalanan setapak yang menanjak. Lokasi Pura Penataran Taman Dalem memang sangat asri, dan beberapa bangunan fisik Pura masih terlihat alami.

Menurut salah seorang prajuru Pura, Wayan Sukarta, kehadiran Alit Kelakan untuk melihat lebih dekat keberadaan Pura sekaligus memastikan bantuan yang difasilitasinya sudah sampai ke tangan penerima.

“Titiang (saya, red) menyampaikan terima kasih matur suksma kepada Bapak Alit Kelakan selaku anggota DPR yang telah memfasilitasi bantuan ini, sekali lagi titiang matur suksma pisan,” ujar Sukarta didampingi prajuru lainnya, Wayan Sutama dan Jro mangku Nyoman Rangin.

Sukarta menambahkan, bantuan tersebut akan digunakan untuk pembangunan pelinggih taksu dan ngerurah, sanggar agung, serta pelinggih pengayatan. Pembangunannya akan mulai dikerjakan pada Rahina Purnama Kadasa yang akan datang.

Dari Pura Penataran Taman Dalem, Alit Kelakan bergerak menuju Pura Pemaksan Wana Sari Agung Dadia Amertha Giri Embah Api. Di Pura ini, krama dadia nampah sumringah karena berkat perjuangan Alit Kelakan, impian untuk memiliki gamelan akhirnya terwujud.

“Sejak lama kami menginginkan punya gong, dan sekarang kami sudah dibantu yang difasilitasi Bapak DPR RI (Alit Kelakan, red). Mewakili krama dadia kami menyampaikan terima kasih,” terang Made Griya.

Foto: Bantuan seperangkat gamelan yang difasilitasi IGN Kesuma Kelakan kepada Pura Pemaksan Wana Sari Agung Dadia Amertha Giri Embah Api.

Pada kesempatan tersebut, krama dadia mempertunjukkan kebolehannya dengan menabuh menggunakan gamelan yang merupakan bantuan yang difasilitasi Alit Kelakan. Bahkan anggota Badan Anggaran DPR RI itu juga ikut menabuh.

Lokasi keempat atau terakhir yang dikunjungi anggota DPRD Bali periode 1999-2003 itu adalah Pura Bias Dadia Pandemas, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem. Di Pura ini, Alit Kelakan memfasilitasi bantuan pembangunan bale gong. Dengan ukuran 12×4 meter, pembangunannya dikerjakan sejak bulan Desember tahun 2019 dan rampung pada bulan Februari tahun 2020. Rencananya pada Rahina Purnama hari Selasa 10 Maret 2020 akan dilaksanakan upacara pemelaspasan.

“Sebelumnya bale gong kami ini kecil dan kondisinya sudah rusak. Dari proposal yang kami ajukan dan difasilitasi oleh Bapak Alit Kelakan akhirnya terwujudlah bale gong ini. Kami haturkan banyak terima kasih kepada Bapak Alit Kelakan,” ungkap Astawa yang juga Kelian Banjar Pande Mas didampingi sejumlah krama.

Foto: Bale gong di Pura Bias Dadia Pandemas, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem.

Alit Kelakan mengungkapkan sebagai anggota legislatif selain menjalankan fungsinya yaitu pengawasan, legislasi, dan budgeting atau anggaran, fungsi dan wewenang anggota dewan adalah menyerap, menampung, dan merealisasikan aspirasi dari masyarakat.

“Saya senang ikut meringankan beban masyarakat dengan memfasilitasi aspirasi dari masyarakat. Dengan membantu masyarakat bagi saya ini adalah kenikmatan saya swadharma saya sebagai wakil rakyat. Saya berharap bantuan yang telah saya fasilitasi bisa bermanfaat,” jelas anggota DPD RI periode 2009-2014 ini. (red)